Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zionis Israel Takut kepada Muslim Sejati

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 21 jam yang lalu

21 jam yang lalu

5 Views

Ilustrasi.(Foto: IST)

Oleh Mustofa Kamal, Alumnus STISA Abdullah bin Mas’ud (ABM) Online Lampung Selatan

JIKA berbicara soal siapa yang paling ditakuti oleh Zionis Israel, banyak orang mungkin akan menyebut negara besar, senjata canggih, atau tekanan ekonomi global. Tapi faktanya, yang benar-benar mereka takutkan justru bukan itu semua.

Zionis Israel lebih gentar melihat umat Islam yang sungguh-sungguh menjalankan agamanya dengan benar, yang setia pada ajaran Islam, taat kepada pemimpinnya, dan memiliki semangat jihad yang menggelora dalam jiwa.

Kenapa mereka tidak takut pada Allah? Karena memang mereka tidak beriman. Namun saat berhadapan dengan Muslim sejati, yang hidupnya berporos pada ketundukan kepada Allah, mereka langsung gemetar.

Baca Juga: Jama’ah Adalah Benteng Terakhir di Tengah Badai Fitnah

Ini bukan asumsi semata, melainkan telah Allah sampaikan dalam Al-Qur’an:

لَأَنتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِم مِّنَ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌۭ لَّا يَفْقَهُونَ

“Sesungguhnya kamu (orang-orang mukmin) lebih ditakuti di dalam dada mereka daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (QS. Al-Hasyr: 13)

Ayat ini seperti menjelaskan realita yang kita lihat hari ini. Musuh-musuh Islam, termasuk Zionis Israel, lebih takut menghadapi umat Islam yang memiliki iman kokoh, dibanding menghadapi kekuatan militer negara manapun.

Baca Juga: Ini Cara Islam Memberantas Judi Online di Kalangan Rakyat Kecil

Tapi jangan salah, mereka tidak takut kepada semua Muslim. Muslim yang hanya sibuk dengan gadget, bergosip, atau berdebat di media sosial tentang hal sepele, jelas tak membuat mereka gentar.

Zionis Israel gentar ketika melihat umat Islam yang solid, yang tunduk pada pemimpin yang sah, dan yang di hatinya tertanam ruh jihad.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam sudah mengingatkan dalam sabdanya:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Baca Juga: Ini Ciri Agama yang Benar, Punya Kitab yang Terjaga Keasliannya

“Sesungguhnya imam itu perisai, di belakangnya umat berperang dan kepadanya umat berlindung.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ini artinya, kekuatan umat tidak berdiri sendiri-sendiri. Harus ada pemimpin yang dijadikan panutan, harus ada kesatuan barisan, dan harus ada kesadaran untuk taat dalam kebaikan.

Lihat saja Gaza. Di sana, pejuang-pejuang Palestina bertahun-tahun dibombardir Israel, tapi tetap berdiri tegak. Mereka tak punya jet tempur atau sistem pertahanan canggih, tapi punya semangat jihad dan keyakinan yang tak bisa dibeli dengan uang. Pejabat Israel sendiri Ehud Barak bahkan mengakui: “Kami bisa kalahkan tentara, tapi kami tak bisa membunuh ideologi Hamas.”

Atau lihatlah Afghanistan. Negara yang dulu dianggap primitif, malah berhasil membuat Amerika dan NATO mundur teratur setelah dua dekade perang. Taliban bukan pasukan dengan persenjataan supercanggih, tapi mereka punya kesabaran, militansi, dan keyakinan pada janji Allah.

Baca Juga: Tips Mengatasi Kesedihan, Ini Panduan Spiritual dari Para Ulama

Ini pelajaran penting, bukan kekuatan teknologi yang membuat musuh kalah, tapi hati yang kuat dan yakin kepada Allah.

Sebagaimana firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka bangunan yang kokoh.” (QS As-Saff: 4)

Baca Juga: Persatuan sebagai Solusi Masalah Palestina

Ini yang jarang kita miliki: barisan yang kokoh. Hari ini, umat Islam terlalu sering bertikai soal furu’ (cabang-cabang) agama, soal mazhab, soal ormas. Padahal, jika kita bersatu dalam akidah yang sama, dalam komitmen yang sama untuk membela Islam, musuh pasti gemetar.

Menurut Syeikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi, kekuatan ruhiyah dalam Islam adalah fondasi kemenangan. Dalam bukunya Fiqih Jihad, beliau menulis bahwa jihad bukan hanya soal perang fisik, tapi soal membangun kekuatan umat di segala lini: pendidikan, ekonomi, dan moral.

Begitu juga Sayyid Quthb, dalam tafsirnya Fi Zhilalil Qur’an, menegaskan bahwa kekuatan umat Islam ada pada keyakinan kepada Allah, bukan pada jumlah atau senjata. Ketika iman telah merasuk dalam jiwa, satu orang Muslim bisa menghadapi sepuluh musuh, sebagaimana janji Allah dalam QS Al-Anfal: 65.

Lalu, apa yang harus kita lakukan hari ini? Kembali memperkuat iman, memperbaiki ukhuwah, berhenti memecah belah, dan membangun generasi yang tak hanya pintar, tapi juga berani dan memiliki prinsip. Kita butuh pemimpin yang bisa jadi perisai umat, bukan yang sibuk dengan popularitas semata.

Baca Juga: Kemenangan Iran atas Zionis Israel

Kemenangan umat Islam bukan mimpi kalau barisan kita rapat, hati kita kuat, dan ruh jihad tetap menyala. Jangan tunggu semua orang sempurna dulu baru bersatu. Cukup mulai dari diri sendiri: kembali kepada Allah, perkuat iman, jaga ukhuwah, dan siap berjuang untuk kebaikan umat.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jihad Itu Lokomotif Perubahan Seorang Muslim

Rekomendasi untuk Anda