Negev, MINA – Sebanyak 48 tahanan Palestina dari Gaza telah disiksa sampai meninggal saat ditahan oleh tentara Zionis Israel. Tentara dilaporkan sedang melakukan penyelidikan kriminal atas kematian tersebut, kantor berita Israel Haaretz melaporkannya, Senin (10/6).
Surat kabar tersebut mengutip sumber militer yang mengatakan, 36 korban meninggal di dalam pusat penahanan Sde Teiman yang didirikan di Gurun Negev oleh tentara khusus untuk tahanan dari Gaza.
Sebanyak 12 tahanan lainnya menghadapi keadaan penahanan yang menyebabkan kematian mereka, termasuk kelelahan ekstrem, tekanan psikologis, dan penyiksaan fisik di pusat penahanan lain yang didirikan oleh tentara di Gaza sebelum dipindahkan ke penjara di Israel.
Menurut laporan Haaretz, polisi militer Zionis telah meluncurkan puluhan investigasi kriminal yang mencakup perilaku tentara, termasuk kasus-kasus yang mencakup dugaan penjarahan, pencurian senjata, kekerasan dan pembangkangan.
Baca Juga: UNRWA: Hampir Satu Juta Pengungsi Gaza Hadapi Musim Dingin Ekstrem
Namun, belum ada tuntutan yang diajukan dalam kasus-kasus yang melibatkan pembunuhan warga Palestina di dalam tahanan.
Sementara itu, pernyataan Kantor Media Pemerintah di Gaza mengindikasikan bahwa tentara Israel telah menangkap sekitar 5.000 warga Palestina di wilayah tersebut sejak dimulainya perang kejam di Jalur Gaza yang terblokade.
Banyak dari mereka tidak diketahui nasib atau kondisi penahanannya, melansir Middle East Monitor (MEMO).
Setelah melancarkan invasi darat ke Gaza pada Oktober tahun lalu, tentara Israel membagi wilayah Palestina menjadi 2.300 “zona keamanan” dengan tujuan memperketat kontrol atas pintu masuk dan keluar seluruh wilayah.
Baca Juga: Suriah Bergolak, Tentara Israel Terobos Perbatasan
Blokade ketat telah diberlakukan di zona tersebut, menggunakan angkatan udara dan drone yang menembak setiap objek bergerak yang terlihat.
Tentara Zionis Israel mendirikan pos pemeriksaan keliling yang dikenal sebagai “aula” untuk dilewati warga setelah memeriksa mereka “hampir telanjang” dan kemudian memilih warga sipil, khususnya para pemuda untuk diinterogasi.
Di kedua sisi pos pemeriksaan, tentara Zionis Israel telah mendirikan tempat penahanan sementara termasuk halaman sekolah, rumah sakit atau lapangan sepak bola, untuk memisahkan tahanan menjadi laki-laki dan perempuan, dengan perlakuan yang selalu merendahkan dan mempermalukan, MEMO melaporkannya.[]
Baca Juga: Mengenang Intifada Pertama Palestina 37 Tahun Lalu
Mi’raj News Agency (MINA)