Gaza, MINA – Rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza saat ini mengalami tekanan luar biasa akibat lonjakan korban luka dan korban syahid yang terus meningkat akibat serangan udara Israel pada Jumat (16/5).
Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan sedikitnya 100 orang tewas dalam gelombang serangan tersebut.
Menurut laporan Al Jazeera pada Sabtu (17/5), jumlah korban syahid telah mencapai 115 orang dalam 24 jam terakhir.
Kondisi semakin parah saat rumah sakit kehabisan persediaan kain kafan untuk jenazah, sehingga menyulitkan warga Gaza memberikan pemakaman yang layak bagi keluarga mereka yang gugur.
Baca Juga: Genosida Israel: 13.000 Mahasiswa, 800 Pendidik, 150 Profesor Universitas Syahid
Situasi ini menggambarkan betapa tragisnya dampak serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza yang sudah terkepung.
Tim penyelamat setempat menyebut serangan Israel yang menewaskan lebih dari 100 orang tersebut terkait dengan tekanan Hamas kepada Amerika Serikat untuk mendesak Israel mencabut blokade bantuan kemanusiaan sebagai imbalan pembebasan sandera asal AS dan Israel.
Sementara itu, militer Israel pada Sabtu (17/5) mengumumkan telah melancarkan “serangan besar-besaran” di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir sebagai bagian dari “tahap awal” operasi militer baru di wilayah Palestina yang terkepung tersebut.
Kondisi di Gaza saat ini sangat memprihatinkan, dengan rumah sakit yang kehabisan fasilitas dan masyarakat yang terjebak dalam kekerasan yang terus berlanjut.
Baca Juga: PBB Peringati Nakba: Abbas Desak Dunia Internasional Bertindak Akhiri Perang Gaza
Komunitas internasional diharapkan segera mengambil langkah untuk mengakhiri kekerasan dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza yang terdampak. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rubio Pertimbangkan Usulan Alternatif Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza