Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zionis Manfaatkan Serangannya ke Iran untuk Tutup Masjid Al-Aqsa

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 40 detik yang lalu

40 detik yang lalu

0 Views

ZIONIS Israel terus meningkatkan tindakan mereka terhadap Masjid Al-Aqsa, memanfaatkan kesibukan dunia terhadap situasi di Iran, untuk memaksakan kontrol lebih lanjut atas Masjid Al-Aqsa.

Penutupan seluruh gerbang Al-Aqsa yang terus berlanjut selama lima hari berturut-turut menjadi tindakan sistematis untuk mengonsolidasikan “kedaulatan Israel” atas Tempat Suci tersebut dan mengubah status quo di sana dengan dalih perang.

Dr. Ali Ibrahim, pakar dalam urusan Palestina mengonfirmasi bahwa langkah-langkah Zionis Israel merupakan bagian dari “rencana jangka panjang mendefinisikan ulang status quo di Masjid Al-Aqsa.”

Zionis tidak hanya melakukan penutupan seluruh gerbang Al-Aqsa, tetapi juga mencampuri pengelolaannya, meminggirkan peran Departemen Wakaf, dan mengubahnya menjadi arena yang sepenuhnya tunduk pada keinginan penjajah dan pasukan keamanannya, ujarnya.

Baca Juga: Mengapa Israel Nekat Menyerang Iran?

“Zionis terus menutup gerbang Masjid Al-Aqsa yang diberkahi bagi para jamaah kaum Muslimin setempat selama lima hari berturut-turut, dengan alasan langkah-langkah keamanan terkait dengan perang yang sedang berlangsung dengan Iran. Langkah ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap hak-hak Islam yang melekat pada masjid tersebut dan campur tangan terang-terangan terhadap kewenangan Departemen Wakaf Islam,” lanjutnya.

Ia menambahkan dalam sebuah wawancara dengan Quds Press, Selasa (17/6), bahwa langkah Zionis Israel mencerminkan upaya sistematis untuk memaksakan kontrol lebih lanjut atas Masjid Al-Aqsa dengan mencegah para jamaah melakukan ibadah mereka dan membatasi shalat berjamaah di dalam Masjid Al-Aqsa, dan hanya untuk sejumlah kecil karyawan dan penjaga.

Ia menjelaskan bahwa dalih keamanan yang dipromosikan oleh Zionis telah menjadi kedok untuk pelanggaran berulang yang bertujuan mengubah realitas keagamaan dan administratif Masjid Al-Aqsa.

“Keputusan untuk menutup Al-Aqsa memang bukanlah hal baru. Keputusan tersebut telah berulang dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah serangan Palestina di dekat Al-Aqsa atau di Kota Tua, kecuali penutupan yang terjadi selama pandemi COVID-19. Namun, yang baru kali ini adalah penggunaan dalih perang untuk membenarkan penutupan dan memaksakan kenyataan yang sudah terjadi,” lanjut Ibrahim.

Baca Juga: Palestina di Tengah Pusaran Konflik Israel dan Iran

“Melalui langkah ini, penjajah berupaya untuk mengonsolidasikan kendali penuh aparat keamanannya atas urusan Al-Aqsa, termasuk keputusan untuk membuka atau menutupnya, tanpa adanya keberatan dari dunia internasional atau dari dunia Islam yang efektif,” imbuhnya.

Ia memperingatkan bahwa Zionis terus mengeksploitasi eskalasi regional dan berbagai pihak yang sibuk dengan konflik eksternal untuk memaksakan fakta baru di lapangan di kota Yerusalem, khususnya di Masjid Al-Aqsa.

Ia berkata, “Isolasi Israel ini menimbulkan pertanyaan langsung tentang sejauh mana agresinya terhadap Al-Aqsa, mengingat kebungkaman dunia dan kurangnya tanggapan tegas terhadap tindakan tidak adil ini.”

Ia menambahkan, “Menanggapi langkah-langkah ini sebagai sesuatu yang sementara atau tidak langsung, baik oleh badan resmi yang mewakili penjaga tempat-tempat suci, atau melalui sikap apatis masyarakat, mendorong penjajah terus untuk melanjutkan penerapan tindakan represif dan provokatif lebih lanjut.”

Baca Juga: Dampak Perang Israel dan Iran terhadap Perekonomian Global

Zionis Israel mungkin akan kembali menutup Masjid Al-Aqsa bagi jamaah di masa mendatang, dengan dalih menjaga keamanan selama hari raya Yahudi atau acara-acara lain yang dilihat kelompok ekstremis sebagai kesempatan untuk memaksakan kehadiran mereka di Al-Aqsa.

Lebih lanjut dikatakan oleh pengamat urusan Yerusalem, Dr. Ziad Ibhais yang mengungkapkan implikasi berbahaya di luar tindakan keamanan yang diumumkan.

Ibhais mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa “sekitar dua pekan sebelum dimulainya agresi terhadap Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato kepada para pemimpin Zionis religius dalam perayaan utama di Institut HaRav di Yerusalem, di mana ia secara eksplisit berjanji bahwa mereka akan memasuki Masjid Al-Aqsa, yang ditanggapi oleh hadirin dengan nyanyian, “Rumah Suci akan dibangun kembali dan Zion akan dipenuhi.”

Netanyahu di hadapan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, menyamakan perang saat ini dengan apa yang disebutnya ‘Perang Kebangkitan,’ dengan keyakinan bahwa jalurnya yang meningkat akan berpuncak pada pembangunan ‘Rumah Suci,'” sebuah indikasi yang jelas bahwa dominasi Al-Aqsa merupakan inti dari tujuan perang ini, meskipun ia tidak secara eksplisit menyatakan hal ini.

Baca Juga: Al-Aqsa di Tengah Agresi Israel terhadap Iran

Sejak 1996, Netanyahu telah menghindari pembahasan publik tentang niatnya terkait Al-Aqsa. Namun, pernyataan terbarunya adalah salah satu contoh langka di mana ia secara eksplisit menghubungkan perang dengan dugaan proyek pembangunan ‘Kuil’, sebuah langkah yang disambut baik oleh Zionisme religius.

Penargetan Al-Aqsa merupakan inti dari agresi Israel sejak awal, dengan polisi mengusir jamaah saat shalat Subuh pada Jumat, mencegah shalat Jumat, dan menutup gerbang selama berhari-hari, dalam upaya untuk mengonsolidasikan isolasi Al-Aqsa dan memaksakan kedaulatan Zionis atasnya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Alasan di Balik Serangan Israel ke Iran

Rekomendasi untuk Anda