Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir dan pemukim illegal Yahudi terus menodai kawasan Masjidil Aqsa dengan ritual Talmud dan aksi-aksi provokasinya.
Ben Ghafir memanfaatkan kesibukan perang dengan melaksanakan rencananya di Masjidil Aqsa melalui sejumlah serangan pemukim Yahudi dan upaya untuk mengacaukan situasi yang ada di sana.
Situs berbahasa Ibrani Ynet mengungkapkan, data internal kepolisian yang mengkonfirmasi hal ini dalam jumlah kunjungan provokatif yang terus meningkat. Sementara narasi “Kuil Sinagog” melalui beberapa artikel dan laporan berbahasa Ibrani terus mereka terbitkan untuk menggalang opini publik.
Laporan menyebutkan, memang terjadi penurunan kasus polisi mendeportasi tokoh dan penjaga (Murabithun) Masjidil Aqsa. Namun terjadi peningkatan signidikan jumlah penyusup Yahudi ke Masjidil Aqsa.
Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi
Data dari Kementerian Dalam Negeri Israel menunjukkan adanya penurunan sekitar 40% dalam perintah untuk mendeportasi warga. Sebaliknya, terjadi peningkatan serbuan oemukim Yahudi, dari jumlah 44.317 pemukim tahun 2022-2023, menjadi 51.223 periode 2023-2024, atau meningkat sekitar 14%.
Lagi-lagi Menteri Ben Gvir yang turut memprovokasi dalam level pejabat pemerintah, yang mengizinkan orang-orang Yahudi untuk melakukan ritual Talmud di kompleks Masjidil Aqsa).
Beberapa anggota Parlemen Israel (Knesset) juga melakukan ritual Talmud di halaman Masjidil Aqsa dan di sisi Tembok Buraq dinding barat Masjidil Aqsa, dengan mengatakan, “Hak kami orang-orang Yahudi untuk berdoa di tempat itu.”
Agustus lalu, Ben Gvir memicu ketegangan baru ketika dia menyerukan pendirian sinagog di tempat yang diklaim sebagai Temple Mount, di kompleks Masjidil Aqsa.
Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah
Juru bicara Kedutaan Besar AS di Yerusalem hanya mengatakan tanpa pencegahan, bahwa “setiap operasi sepihak yang mengancam status quo tidak dapat diterima. Kami mengakui pentingnya situs suci ini, dan oleh karena itu kami menyerukan semua pihak untuk menghormatinya status quo di tempat itu.”
Polisi pendudukan Israel berkomentar menanggapi apa yang dipublikasikan oleh situs Ynet, dengan mengatakan, “Polisi Israel berupaya untuk mengamankan dan menyediakan kunjungan bagi wisatawan dan warga Israel, dan segala pelanggaran terhadap peraturan kunjungan dan segala upaya untuk mengganggu ketertiban umum akan ditangani secara profesional.”
Sementara itu, Mufti Al-Quds dan Palestina yang juga khatib Masjidil Aqsa, Syaikh Muhammad Husain telah beberapa kali mendesak negara-negara Arab dan Islam agar menghentikan berbagai pelanggaran dan penodaan Zionis terhadap Masjidil Aqsa.
Syaikh Husain mengatakan, Otoritas Pendudukan Israel menerobos gerbang-gerbang menuju menara Masjidil Aqsa, dan memutus kabel-kabel pengeras suara yang berada di menara dalam rangka melarang kumandang adzan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu
Ia menambahkan, otoritas pendudukan Zionis Israel terus berusaha memancing dan memprovokasi perasaan umat Islam seluruh dunia.
“Zionis Israel berusaha menerapkan status quo di Palestina dan Masjid Al-Aqsa untuk kepentingan warga pemukim Yahudi,” ujarnya.
Mufti Al-Quds ini menyerukan bangsa Arab dan Islam serta masyarakat internasional dengan segala lembaganya untuk berdiri membela secara riil merespon tindakan permusuhan terhadap Masjidi Aqsa.
Husain memperingatkan imbas berbahaya di kawasan seluruhnya akibat diamnya atas pelanggaran terhadap syariat langit dan undang-undang internasional seluruhnya di mana tempat suci merupakan bagian asli dari Al-Quds, ibu kota abadi Palestina.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah
Mufti Husain juga menegaskan seruannya kepada umat Islam untuk secara berkala melakukan perjalanan ke Masjidil Aqsa sebagai upaya nyata menjaga Masjidil Aqsa dari serbuan berbahaya Zionis Israel dan pemukim illegal Yahudi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya