Zionis Yahudi Pelanggar Janji (Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَوَكُلَّمَا عَٰهَدُوا۟ عَهْدًا نَّبَذَهُۥ فَرِيقٌ مِّنْهُم ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُون (البقرة [٢]: ١٠٠)

“Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman.” (QS Al-Baqarah [2]: 100)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan, ayat di atas berkenaan dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam ketika diperintahkan untuk mengingatkan orang-orang terhadap janji mereka kepada Allah Ta’ala untuk beriman kepada nabi dan rasul terakhir.

Mendengar peringatan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam, seorang Yahudi bernama Malik bin Shaif berkata, “Demi Allah, Dia tidak memerintahkan kami untuk beriman kepada Muhammad dan Allah juga tidak mengambil janji dari kami (untuk hal itu).” Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat di atas.

Melalui ayat di atas, Allah Ta’ala mencela kaum Yahudi karena mereka telah mencampakkan berbagai perjanjian yang telah mereka buat. Tidak hanya itu, mereka juga berdusta terhadap para rasul yang diutus untuk mereka dan kepada seluruh umat manusia.

Meskipun maksud ayat tersebut ditujukan kepada Yahudi dari Bani Israel, namun ibrah (pelajaran)nya juga bagi umat Islam dan manusia semuanya. Jangan sampai umat Islam memiliki sifat buruk tersebut (suka ), sehingga mendapat murka dan siksa Allah Ta’ala seperti halnya orang-orang Yahudi.

Yahudi dan

Zionis adalah sebuah gerakan politik yang dilakukan oleh bangsa Yahudi untuk menciptakan berdirinya sebuah negara bernama Israel. Tujuannya adalah untuk memberikan tempat bagi bangsa Yahudi dan orang-orang yang mendukung gerakannya. Gerakan Zionis diklaim sebagai jalan keluar atas penindasan dan penganiayaan yang dialami oleh bangsa Yahudi di berbagai tempat, terutama di Eropa.

Pendiri gerakan Zionis adalah seorang wartawan Hungaria berdarah Yahudi bernama Theodor Herzl. Pada akhir abad ke-19, ia menginisiasi ide bahwa bangsa Yahudi harus memiliki negara di wilayah Palestina. Puncak dari gerakan Zionis terjadi pada tahun 1948 ketika negara Israel diproklamasikan. Hal itu memicu konflik dengan bangsa Palestina yang mengklaim wilayah yang sama.

Taktik penjajahan yang dilakukan Zionis Israel dalam menguasai Palestina dengan melakukan pengusiran paksa, pendudukan, serangan militer, dan pembunuhan terhadap warga Palestina yang dianggap sebagai ancaman.

Dalam sebuah jurnal penelitian berjudul: “Ideologi Zionisme Dalam Timbangan Teologi Islam, Kajian Atas Rasisme dalam Pemikiran Zionisme” (2021) oleh M. Kholid Muslih, dkk, Zionisme digambarkan sebagai salah satu agenda besar bangsa Yahudi untuk menguasai dunia.

Namun ideologi dan gerakannya Zionisme itu mendapat kritikan dan kecaman banyak pihak karena dianggap melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM).

Ideologi Zionis didasarkan pada Kitab Talmud dan Protocols of Zion. Isinya menegaskan bahwa bangsa Yahudi merupakan bangsa terbaik di dunia, sehingga boleh melakukan apapun kepada bangsa lain, termasuk pembunuhan. Sedangkan bangsa lain dianggap bukan keturunan Adam Alaihi Salam, bahkan derajatnya dianggap seperi hewan.

Jadi, Zionis yang saat ini ada dan menjajah wilayah Palestina adalah manifestasi dari kaum Yahudi, sebagaimana disebut dalam beberapa ayat Al-Qur’an, yang melakukan kerusakan di bumi, melanggar perjanjian dan mendustakan ajaran-ajaran nabi mereka.

Kesesuaian sifat-sifat yang digambarkan Al-Qur’an tentang Yahudi dan semua hal yang dilakukan Zionis Yahudi saat ini, menjadi bukti kebenaran ayat Quraniyah dengan ayat Kauniyah (fakta yang terjadi di alam raya dan peristiwa hari ini).

Pelanggaran Yahudi dari Masa ke Masa

Dalam catatan sejarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus sedikitnya 12 nabi sekaligus rasul kepada Bani Israel. Mereka adalah Nabi Yaqub, Yusuf, Musa, Harun, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, hingga Isa Alaihimus Salam.

Namun, sebagian besar Bani Israel mendustakan para nabi dan rasul yang diutus untuk mereka. Ajaran tauhidnya dicampakkan, syariat-syariatnya tidak dihiraukan dan mereka mengikuti kehendak nafsunya sendiri.

Al-Qur’an menceritakan kisah-kisah kedustaan mereka. Mulai dari Yahudi di zaman Nabi Musa Alaihi Salam yang diutus dan diberi mukjizat untuk menyelamatkan mereka dari penindasan Fir’aun dan bala tentaranya. Ketika ditinggal Nabi Musa Alaihi Salam untuk menerima wahyu Allah Ta’ala, mereka berbuat syirik dengan menyembah patung anak sapi.

Demikian pula kepada nabi dan rasul setelah Musa Alaihi Salam, mereka membangkang perintah-perintahnya, menolak ajarannya, bahkan bersekongkol untuk membunuh mereka.

Dalam tafsir Jalalain dinukilkan sebuah hadits, pernah dalam satu hari, Kaum Yahudi membunuh 70 nabi, lalu mereka mengadakan pasar di sore hari, seolah-olah mereka tidak berbuat kesalahan apapun.

Pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, kaum Yahudi membuat perjanjian dengan beliau, namun mereka mengkhianatinya. Mereka juga berulang kali melakukan percobaan pembunuhan terhadap beliau, namun selalu gagal.

Puncaknya adalah pada perang Ahzab yang terjadi pada tahun ke-5 H, mereka memprovokasi suku-suku Arab untuk bersekongkol memerangi kaum Muslimin di Madinah dan membunuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.

Dalam konteks Yahudi Zionis saat ini, mereka tetap dengan watak dan sifat buruknya, yakni suka melanggar janji-janji yang telah mereka sepakati. Dari data resolusi-resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB (UN Security Council) total sudah 188 resolusi tentang Israel-Palestina. Semuanya diabaikan oleh Zionis.

Resolusi terakhir pada 15 November 2023 tentang seruan genjatan senjata dan akses bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Hal itu sama sekali tidak diindahkan Zionis dengan berbagai alasan. Israel menuntut negara lain mematuhi resolusi, sementara mereka sendiri mengabaikannya.

Berikut ini perjanjian-perjanjian besar yang melibatkan Zionis Israel dengan Palestina dan negara-negara Arab, tetapi mereka melanggarnya sendiri:

Perjanjian Camp David

Perjanjian Camp David merupakan kesepakatan perdamaian antara negara-negara Arab dan Israel. Perjanjian Camp David ditandatangani oleh Presiden Anwar Sadat (Mesir) dan Perdana Menteri Menachem Begin (Israel). Tujuan Perjanjian Camp David ini adalah untuk meletakkan perdamaian di Jalur Gaza karena konflik yang terjadi antara negara negara Arab dengan Israel.

Perjanjian Camp David dilatarbelakangi oleh perang berkepanjangan antara negara Arab, terutama Mesir, dengan Israel sejak negara tersebut pertama kali berdiri pada 1948. Mediator Perjanjian Camp David ini adalah Jimmy Carter (Amerika Serikat). Penandatanganan kesepakatan tersebut terjadi di tahun 1978.

Tiga poin penting dari Perjanjian Camp David adalah pengakuan negara Arab terhadap Israel, penarikan pasukan Israel dari wilayah pendudukan yang diperoleh, dan persetujuan negara Arab untuk tidak mengancam keamanan Israel serta tidak membagi Al-Quds (Yerusalem).

Namun pada kenyataannya, Israel menguasai Jalur Gaza dan menindas rakyat Palestina. Pertempuran antara Palestina dan Israel tetap berlangsung karena upaya Israel ingin menguasai Jalur Gaza.

Sudah berkali-kali Zionis melakukan serangan militer ke Gaza, menyebabkan puluhan ribu warga Palestina gugur, menghancurkan berbagai fasilitas umum seperti sekolah, masjid, gereja, rumah sakit dan rumah-rumah warga seperti yang kita saksikan akhir-akhir ini.

Perjanjian Oslo

Perjanjian Oslo (Ibu kota Norwegia) menjadi sebuah momen penting dalam usaha mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. Peristiwa bersejarah itu berlangsung dua kali, yakni 13 September 1993 (Oslo I) dan September 1995 (Oslo II).

Perjanjian Oslo I membuat masing-masing pihak mengakui keberadaan satu sama lain. Tak hanya itu, PLO dan Israel pun berjanji untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun sejak 1948.

Kesepakatan lanjutan terjadi pada Perjanjian Oslo II tahun 1995. Pada isinya, perjanjian ini menjelaskan lebih rinci terkait pemerintahan baru antara Israel dan Palestina. Tak hanya itu, dibahas juga isu-isu seputar perbatasan negara, hak-hak masing pihak, serta keamanan wilayah.

Di satu sisi, Oslo II membuat Palestina bisa memegang kendali terbatas di Gaza dan Tepi Barat. Sedangkan Israel diizinkan juga untuk mencaplok sebagian wilayah di Tepi Barat.

Meskipun berbagai perjanjian yang telah ditandatangani, tidak ada yang benar-benar menguntungkan Palestina. Rezim Zionis Israel dan pihak Barat selalu memanipulasi dan memanfaatkan setiap perjanjian demi memperkuat cengkeraman dan posisi mereka di kawasan.

Adapun perjanjian damai lainnya yang mereka tanda tangani, tetapi mereka langgar sendiri adalah: Prakarsa Perdamaian Arab dari KTT Beirut (2002), Peta Jalan Kuartet Timur Tengah (2003), Prakarsa Perdamaian Trump (2020), dan lainnya.

Pelajaran Mahal dari Rusaknya Berbagai Perjanjian

Masyarakat internasional, terutama para pemimpin Timur Tengah seharusnya sadar bahwa Zionis akan selalu melanggar perjanjian. Perlu berapa perjanjian lagi yang harus dibuat dan siapakah yang dapat menjamin Zionis tidak akan melanggar lagi?

Maka, Dunia Islam perlu bersatu (berjama’ah) untuk membela rakyat Palestina dan melindungi kepentingan mereka. Dengan kesatuan itu, Dunia Islam akan disegani lawan-lawannya, termasuk Zionis Israel dan sekutunya yang selama ini terus mendukung kejahatan dan penjajahannya.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa melindungi umat Islam dari pengkhianatan perjanjian Zionis Israel. Semoga Yahudi Zionis segera terusir dari bumi Palestina, sebagaimana kaum Yahudi Bani Nadhir yang terusir dari Madinah karena melanggar perjanjian damai dengan Rasululullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.

وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِالصَّواب

Ditulis di Masjidil Haram, 13 Jumadil Awal 1445/28 November 2023.

A/P2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.