ZIONISME adalah ideologi politik yang muncul pada akhir abad ke-19 dan berpusat pada aspirasi untuk mendirikan negara Yahudi di tanah Palestina. Berasal dari gerakan yang dipelopori oleh Theodor Herzl, Zionisme bertujuan untuk membangun sebuah negara yang sepenuhnya dikuasai oleh orang-orang Yahudi, yang akhirnya menjadi negara Israel pada tahun 1948. Namun, gerakan ini tidak hanya menjadi persoalan bagi bangsa Palestina, tetapi juga menjadi masalah besar bagi perdamaian dunia karena dampaknya terhadap stabilitas sosial dan politik global.
Pada dasarnya, Zionisme bukanlah sebuah gerakan keagamaan, melainkan sebuah proyek kolonial yang didorong oleh ideologi rasial. Ideologi ini mendasarkan dirinya pada pandangan bahwa orang-orang Yahudi adalah bangsa yang harus memiliki tanah air sendiri. Untuk mewujudkan visi ini, mereka menerapkan cara-cara yang sering kali melibatkan kekerasan, penindasan, dan pengusiran terhadap penduduk asli Palestina.
Zionisme dalam Perspektif Sejarah
Sejarah panjang Zionisme berawal dari klaim-klaim terhadap tanah Palestina yang disandarkan pada konsep “Tanah Perjanjian” dalam tradisi Yahudi. Namun, penggunaan klaim agama ini sering kali bertentangan dengan kenyataan bahwa Palestina telah dihuni oleh berbagai kelompok etnis dan agama, termasuk orang-orang Arab Palestina, yang telah tinggal di wilayah tersebut selama berabad-abad.
Baca Juga: Jihad Kita Satu, Musuh Kita Sama: Zionis dan Sekutunya!
Pada tahun 1917, pemerintah Inggris melalui Deklarasi Balfour memberikan dukungannya terhadap pembentukan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Hal ini semakin memperburuk ketegangan di wilayah tersebut, yang sebelumnya merupakan bagian dari kekaisaran Ottoman. Setelah Perang Dunia II, kekuatan besar dunia memberi izin untuk pembentukan negara Israel, yang pada kenyataannya berarti pengusiran masal terhadap lebih dari 700.000 orang Palestina, yang dikenal dengan istilah Nakba (bencana).
Akibat Negatif Zionisme bagi Palestina
Salah satu dampak terbesar dari Zionisme adalah penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina. Sejak berdirinya negara Israel, ribuan warga Palestina telah dipaksa meninggalkan rumah mereka, dan banyak dari mereka kini hidup sebagai pengungsi di negara-negara tetangga. Tanah mereka telah dirampas, dan kehidupan mereka dihancurkan melalui kebijakan-kebijakan yang diskriminatif.
Di samping itu, pembangunan pemukiman Yahudi yang ilegal di wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel terus berkembang, mengakibatkan penyempitan ruang hidup bagi warga Palestina. Masyarakat internasional, termasuk PBB, telah berulang kali mengecam kebijakan ini, namun sedikit yang dilakukan untuk menghentikan ekspansi ilegal tersebut. Selain itu, rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat seringkali menghadapi pembatasan ketat dalam bergerak, pendidikan, dan memperoleh layanan kesehatan.
Baca Juga: Perbedaan Haji di Masa Jahiliyah dan Islam
Zionisme dan Konteks Global
Zionisme juga berdampak besar pada hubungan internasional. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat telah menjadi pendukung utama Israel, yang membuatnya sulit bagi komunitas internasional untuk menekan negara ini agar mematuhi hukum internasional dan menghentikan pendudukan ilegal. Dalam banyak hal, Israel seringkali dilindungi oleh hak veto yang dimiliki oleh Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB, yang membatasi upaya untuk menegakkan resolusi internasional yang mendukung Palestina.
Selain itu, Zionisme seringkali dikaitkan dengan munculnya ideologi-ideologi ekstremis dan radikal di berbagai belahan dunia. Konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina tidak hanya melibatkan kedua belah pihak, tetapi juga melibatkan banyak negara dan kelompok politik di Timur Tengah yang memiliki kepentingan strategis dan ideologis terhadap konflik ini. Ketegangan ini telah berkontribusi pada ketidakstabilan yang meluas di kawasan tersebut, dengan dampak yang jauh melampaui wilayah Palestina itu sendiri.
Zionisme dan Islam: Perspektif Keagamaan
Baca Juga: Konferensi Kemenangan Gaza Kembali Bergema di Istanbul
Bagi umat Islam, Zionisme adalah ancaman terhadap nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Al-Qur’an dengan jelas mengajarkan pentingnya menghormati hak-hak orang lain, termasuk hak atas tanah dan kebebasan beragama. Sejarah mencatat bahwa wilayah Palestina, terutama kota Yerusalem, memiliki signifikansi yang sangat besar dalam tradisi Islam, sebagai tempat berdirinya Al-Aqsha, salah satu masjid paling suci bagi umat Muslim.
Zionisme, dengan klaim eksklusifnya atas tanah Palestina berdasarkan keyakinan agama tertentu, bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan Islam, yang menuntut agar setiap orang diperlakukan dengan adil tanpa memandang agama atau ras. Banyak tokoh Islam yang menentang keras ideologi Zionisme karena dampaknya terhadap umat Muslim Palestina yang menderita akibat kebijakan diskriminatif dan pendudukan yang berlangsung lama.
Zionisme dan Masa Depan Dunia
Seiring berjalannya waktu, dampak dari Zionisme tidak hanya terbatas pada Palestina, tetapi juga meluas ke seluruh dunia. Banyak negara yang berusaha menengahi konflik ini dan menawarkan solusi dua negara, namun upaya ini sering terhambat oleh kebijakan Israel yang terus memperluas pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki. Kekerasan yang terjadi tidak hanya mengorbankan Palestina, tetapi juga menciptakan ketegangan yang semakin memburuk di kawasan tersebut.
Baca Juga: Hidup Berjama’ah, Kewajiban yang Sering Terlupakan
Ketidakadilan yang terus berlangsung ini telah menyebabkan banyak suara di dunia yang menyerukan untuk mengakhiri penjajahan Israel atas Palestina. Seruan ini semakin keras, baik dari masyarakat internasional, organisasi kemanusiaan, maupun individu-individu yang memiliki rasa keadilan tinggi. Banyak negara yang sudah mulai mengakui Palestina sebagai negara merdeka, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa perjuangan rakyat Palestina untuk kebebasan masih panjang.
Bagi banyak pengamat internasional, Zionisme bukan hanya sekedar ideologi politik, melainkan sebuah virus jahat yang merusak tubuh kemanusiaan. Virus ini menanamkan benih-benih kebencian, perpecahan, dan ketidakadilan yang terus berkembang dalam masyarakat global. Dengan terus-menerus merampas hak-hak dasar rakyat Palestina dan memupuk kebijakan yang diskriminatif, Zionisme menciptakan ketegangan yang tidak hanya membahayakan perdamaian di Timur Tengah, tetapi juga mengancam stabilitas dunia secara keseluruhan.
Sebagai sebuah ideologi yang mendasarkan diri pada kebijakan rasial dan kolonial, Zionisme memicu banyak konflik dan memperparah ketidakadilan di seluruh dunia. Tidak hanya rakyat Palestina yang merasakan dampaknya, tetapi juga negara-negara yang terlibat dalam upaya untuk mencari solusi damai. Dunia seharusnya menyadari bahwa perdamaian yang sejati hanya dapat tercapai dengan mengakhiri penjajahan, diskriminasi, dan penindasan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mendukung Zionisme.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepongahan AS akan Hancurkan Yaman 30 Hari Gagal Total