Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zona Nyaman

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 14 detik yang lalu

14 detik yang lalu

0 Views

Keluar dari zona nyaman memungkinkan seseorang untuk tumbuh (foto: ig)

Zona nyaman adalah keadaan di mana seseorang merasa aman dan tidak menghadapi tantangan atau risiko yang signifikan. Meskipun zona nyaman memberikan rasa stabilitas dan kedamaian, banyak penelitian dan perspektif syariah yang menunjukkan bahwa zona ini dapat menghambat pertumbuhan dan kesuksesan. Dalam artikel ini, kita akan membahas efek buruk zona nyaman berdasarkan penelitian terbaru dan pandangan Islam, serta memberikan solusi untuk keluar dari zona nyaman demi meraih kesuksesan.

Dalam psikologi, zona nyaman diartikan sebagai kondisi mental di mana seseorang merasa nyaman, tenang, dan bebas dari tekanan. Menurut penelitian Alasdair White (2009), terlalu lama berada di zona nyaman dapat menyebabkan stagnasi karena seseorang cenderung menghindari tantangan yang dapat mendorong pengembangan diri. Hal ini menurunkan kemampuan adaptasi individu terhadap perubahan yang dinamis di dunia luar.

Studi oleh Robert Yerkes dan John Dodson (1908) menunjukkan bahwa keluar dari zona nyaman, meski memunculkan sedikit stres, justru dapat meningkatkan kinerja seseorang. Ini dikenal sebagai “zona optimal performa.” Jika seseorang terus-menerus menghindari stres atau tantangan, ia tidak akan memperoleh pembelajaran yang signifikan dan dapat tertinggal dalam kompetisi profesional maupun akademik.

Dalam Islam, perjuangan untuk terus berkembang dan berbuat kebaikan disebut sebagai jihad. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11). Ayat ini menegaskan pentingnya usaha dan perubahan untuk mencapai kesuksesan, yang tidak mungkin terjadi jika seseorang terjebak dalam zona nyaman.

Baca Juga: Etos Kerja

Zona nyaman sering kali membuat seseorang merasa puas dengan pencapaian kecil, sehingga menghalangi mereka untuk meraih tujuan yang lebih besar. Dalam Islam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendorong umatnya untuk selalu berusaha lebih baik. Beliau bersabda, “Barang siapa yang harinya sekarang lebih buruk daripada kemarin, maka dia termasuk orang yang merugi.” (HR. Al-Bukhari).

Sebuah studi oleh Harvard Business Review (2017) menunjukkan bahwa individu yang terlalu nyaman dengan rutinitas cenderung kehilangan kreativitas. Ketika seseorang tidak pernah menghadapi tantangan baru, otaknya menjadi kurang terstimulasi untuk menemukan solusi inovatif, yang merupakan komponen penting dalam kesuksesan karier maupun kehidupan.

Meskipun zona nyaman tampak menenangkan, penelitian oleh McKinsey & Company (2021) menunjukkan bahwa rutinitas yang monoton dapat menyebabkan kelelahan mental terselubung. Orang yang terlalu lama di zona nyaman sering merasa kehilangan makna hidup karena mereka tidak menghadapi tantangan yang memotivasi.

Dalam dunia kerja, zona nyaman sering kali menjadi penghambat bagi kemajuan karier. Studi yang dilakukan oleh LinkedIn (2020) menemukan bahwa 63% profesional yang tidak berani mengambil risiko pekerjaan baru mengalami stagnasi karier selama lebih dari lima tahun. Dalam Islam, ini bertentangan dengan semangat berusaha sebagaimana tercermin dalam doa: “Ya Allah, berkahilah usaha kami dan lapangkanlah rezeki kami.”

Baca Juga: Man Jadda Wa Jada

Sejarah Islam memberikan banyak contoh tokoh yang sukses karena berani keluar dari zona nyaman. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah contoh terbaik dalam hal ini. Beliau meninggalkan kehidupan nyaman sebagai pedagang untuk menerima misi kenabian yang penuh tantangan. Keberanian beliau membangun peradaban Islam menjadi bukti bahwa meninggalkan zona nyaman membawa kesuksesan besar.

Ada beberapa langkah praktis untuk keluar dari zona nyaman antara lain seperti, tentukan tujuan baru: fokus pada target yang lebih tinggi, hadapi ketakutan: identifikasi hal-hal yang menakutkan dan hadapi secara bertahap, evaluasi diri: renungkan apakah rutinitas saat ini sudah cukup produktif, dbrdoa dan tawakal: dalam Islam, kekuatan doa dan tawakal kepada Allah menjadi sumber keberanian.

Keluar dari zona nyaman memungkinkan seseorang mengalami pertumbuhan pribadi, pembelajaran baru, dan penguatan iman. Studi oleh American Psychological Association (2020) menyimpulkan bahwa individu yang sering menantang diri mereka lebih bahagia dan sukses dalam jangka panjang dibandingkan dengan mereka yang stagnan.

Zona nyaman, meskipun memberikan rasa aman sementara, adalah penghalang besar untuk kesuksesan sejati. Perspektif ilmiah dan syariah sama-sama menegaskan pentingnya perubahan, tantangan, dan usaha terus-menerus dalam kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk berani keluar dari zona nyaman agar dapat meraih potensi maksimal yang telah Allah tetapkan untuk mereka. Seiring dengan usaha, jangan lupa untuk selalu berdoa dan tawakal agar setiap langkah diridhoi oleh Allah Ta’ala.[]

Baca Juga: Pentingnya Empati

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

 

Baca Juga: Program Akselerator Dukung Generasi Baru Startup Halal Berdampak Dimulai 6 Januari 2025

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
X
Indonesia
Indonesia