ADA satu jebakan halus dalam hidup ini, yang sering tak kita sadari. Ia tak tampak mengancam. Tak berisik. Tak menyakitkan. Justru ia terasa nikmat, tenang, santai. Itulah yang disebut zona nyaman. Dalam balutan kenyamanan, seseorang bisa terlena hingga lupa bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju akhirat. Bahwa kehidupan sejati bukan di dunia yang fana, tetapi di negeri abadi bernama surga.
Zona nyaman adalah tempat di mana iman tak berkembang. Di sana, semangat perjuangan meredup, tekad berubah menjadi tunda, cita-cita menjadi mimpi kosong. Di zona nyaman, banyak yang hanya ingin selamat dunia—tapi tak peduli selamat di akhirat. Banyak yang rajin bekerja demi gaji, tapi lalai dari bekerja untuk pahala. Banyak yang gigih mencari posisi, tapi lupa mengukuhkan posisi di sisi Allah.
Saudaraku, pejuang surga tak lahir dari kasur empuk dan jadwal hidup yang santai. Mereka lahir dari malam-malam yang penuh linangan air mata, dari siang-siang yang dipenuhi lelah demi menegakkan kebenaran, dari keputusan untuk meninggalkan kemapanan demi keabadian.
Berapa banyak dari kita yang tahu bahwa shalat malam itu utama, tapi tak kunjung bangun dari kasur? Berapa banyak yang paham bahwa menuntut ilmu itu mulia, tapi memilih rebahan menonton hiburan? Berapa banyak yang sadar bahwa maksiat membinasakan, tapi tetap bergelimang dalam dosa karena terlalu nyaman di dalamnya?
Baca Juga: Dua Fintech Syariah Indonesia Tembus Akselerator Global Bergengsi di Luxembourg
Hati-hati. Jangan sampai zona nyaman membuat kita enggan melangkah, padahal jalan menuju surga selalu menanjak. Rasulullah SAW bersabda, “Surga itu dikelilingi hal-hal yang dibenci, dan neraka dikelilingi hal-hal yang disukai (nafsu).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihatlah! Jalan menuju surga penuh ujian dan pengorbanan. Ia menuntut keberanian, kesungguhan, dan kesabaran. Tapi justru di sanalah keberkahan dan kebahagiaan yang hakiki.
Pejuang surga itu mereka yang siap keluar dari zona nyaman
Lihat Nabi Ibrahim AS, yang rela meninggalkan istri dan anaknya di lembah tandus demi menaati perintah Allah. Lihat Musa AS, yang berani menghadapi Fir’aun dengan segala kekuasaannya. Lihat Rasulullah SAW, yang diusir dari kampung halamannya, difitnah, disakiti, tapi tetap kokoh dalam perjuangan menyebarkan Islam.
Baca Juga: Jurus Dagang Nabi: Kaya Dunia, Berkah Akhirat
Tak satu pun dari mereka menikmati zona nyaman. Karena mereka tahu, surga tak murah harganya. Dan dunia ini bukan tempat berleha-leha. Dunia adalah ladang ujian. Tempat kerja keras. Tempat menanam amal, untuk kelak dipanen di akhirat.
Allah SWT berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta digoncang (dengan berbagai cobaan)…” (Qs. Al-Baqarah: 214)
Jika engkau ingin menjadi lebih baik, keluarlah dari selimut kebiasaan lama yang membuatmu malas. Jika engkau ingin lebih dekat dengan Allah, tinggalkan zona nyamannya dosa. Jika engkau ingin keluarga sakinah, bangkitlah dari sikap pasif dan mulailah membimbing mereka. Jika engkau ingin hidupmu bermakna, jangan hanya jadi penonton di panggung umat, tapi jadilah pemain utama yang memperjuangkan Islam.
Perubahan takkan datang dari kenyamanan. Ia lahir dari kegelisahan. Dari kesadaran bahwa diri ini harus lebih baik. Bahwa umat ini butuh kontribusimu. Bahwa dunia ini bukan tempatmu berlama-lama.
Baca Juga: 7 Langkah Menuju Bisnis Sukses: Dari Mimpi Menjadi Realita
Bangkitlah! Jadilah pejuang surga
Pejuang surga tak dinilai dari seberapa banyak hartanya. Tapi dari seberapa besar ia memberi. Pejuang surga tak dikenal karena popularitasnya. Tapi karena kesungguhannya dalam taat. Pejuang surga bukan mereka yang paling santai hidupnya. Tapi mereka yang paling bersungguh-sungguh dalam amalnya.
Pejuang surga bisa jadi seorang ibu rumah tangga yang ikhlas mendidik anak-anaknya dengan iman. Bisa jadi seorang pemuda yang menahan syahwatnya demi menjaga kehormatan. Bisa jadi seorang ayah yang bekerja keras namun tetap menjaga shalat berjamaah. Pejuang surga adalah mereka yang berani melawan hawa nafsunya, yang setiap harinya memperbaiki diri, dan setiap malamnya memohon ampun atas dosa-dosanya.
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang berjihad adalah yang berjihad melawan hawa nafsunya untuk menaati Allah.” (HR. Ahmad)
Baca Juga: 50 Tahun dan Baru Memulai? Justru Saatnya!
Zona nyaman adalah musuh dalam selimut
Ia membisikkan bahwa “hidup ini santai saja.” Ia berkata, “Nanti juga tobat bisa kapan-kapan.” Ia membujuk, “Sudah baik begini, tak perlu repot-repot berubah.” Padahal semua itu adalah tipuan. Nafsu dan syaitan sangat senang ketika seorang muslim berhenti berjuang. Ketika ia diam. Ketika ia nyaman. Karena saat itulah ruh perjuangan padam, semangat kebaikan memudar, dan lambat laun, hati menjadi keras dan iman pun terkikis.
Waktu terus berjalan. Usia terus berkurang. Kesempatan berubah tak selalu datang dua kali. Saatnya engkau keluar dari zona nyaman dan masuk ke zona iman. Zona di mana ada mujahadah. Ada air mata. Ada jatuh bangun. Tapi di sanalah pertumbuhanmu. Di sanalah jalanmu menuju surga.
Buat target. Buat langkah. Lawan rasa malasmu. Tantang hawa nafsumu. Ukir perubahan mulai dari hal kecil: bangun lebih pagi, shalat lebih khusyuk, tilawah lebih rutin, amal lebih tulus, dakwah lebih giat.
Baca Juga: Berhenti Baperan, Mulailah Menjadi Pribadi Tangguh!
Ingatlah, surga tak diperoleh dengan harga diskon. Surga diperjuangkan. Diserbu. Dirindukan. Dan diperoleh oleh mereka yang tak takut lelah di dunia.
Wahai jiwa yang masih merindukan perubahan, sadarlah. Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dalam kenyamanan yang semu. Dunia ini bukan tempat tinggal, tapi tempat singgah. Bukan untuk bersantai, tapi untuk berjuang. Bukan untuk mengoleksi harta, tapi untuk menabung pahala.
Bangkitlah dari tidur panjangmu. Jadilah pejuang surga, walau terseok-seok. Walau jatuh dan bangun. Teruslah melangkah. Karena satu langkah keluar dari zona nyaman menuju zona iman—bisa menjadi awal dari takdirmu menjadi ahli surga.
Dan ketahuilah, tidak ada yang lebih indah dalam hidup ini… selain menjadi hamba yang diperjuangkan oleh Allah, karena ia memilih untuk memperjuangkan-Nya.
Baca Juga: Fokus Pada Solusi, Bukan Berlama-Lama dalam Masalah
“Jangan takut keluar dari zona nyaman. Takutlah jika kau mati dalam kenyamanan—namun tak pernah benar-benar memperjuangkan surga.”[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Visi Itu Perlu Visualisasi