Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ZUBAIDI ARDANI : IMPERIALIS PECAH BELAH KESATUAN MUSLIM DI NUSANTARA

Nur Hadis - Rabu, 9 Desember 2015 - 18:03 WIB

Rabu, 9 Desember 2015 - 18:03 WIB

506 Views

Amir Majelis Tarbiyah Pusat Jama'ah Muslimin (Hizbullah), AHmad ZubAidi Ardany saat menyampaikan sambutannya pada acara penyambutan Santri Imtiaz Ulul ALbab Malaka, Malaysia, di Ponpees Al-Fatah, Muhajirun Lampung, Selasa, (8/12) malam. Photo : RIzki Aldy/MINA
Amir Majelis Tarbiyah Pusat Jama'ah Muslimin (Hizbullah), AHmad ZubAidi Ardany saat menyampaikan sambutannya pada acara penyambutan Santri Imtiaz Ulul ALbab Malaka, Malaysia, di Ponpees Al-Fatah, Muhajirun Lampung, Selasa, (8/12) malam. Photo : RIzki Aldy/MINA

Amir Majelis Tarbiyah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah), AHmad ZubAidi Ardany saat menyampaikan sambutannya pada acara penyambutan Santri Imtiaz Ulul ALbab Malaka, Malaysia, di Ponpees Al-Fatah, Muhajirun Lampung, Selasa, (8/12) malam. Photo : RIzki Aldy/MINA

Lampung selatan, 26 Shafar 1437/9 Desember 2015 (MINA) – Amir Tarbiyah Wa Taklim Jamaah Muslimin (Hizbullah), Ahmad Zubaidi Ardani, S.Pd mengatakan penyebab perpecahan nusantara adalah imperialisme.

Hal ini disampaikannya dihadapan puluhan santri Imtiaz Ulul Albab Malaka, Malaysia beserta ratusan warga Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, di Masjid At-Taqwa, Selasa, (8/12) malam.

Kehadiran sejumlah 45 santri ini merupakan program “Kembara Huffaz” semacam Study Banding selama 10 hari di Ponpes Al-Fatah yang sedang membangun Masjid Terbesar di Lampung ini.

“Kita (muslim Malaysia dan Indonesia-red) seakan berbeda karena selama ini kita dipisah-pisah oleh imperialis (penjajah),” ungkapnya.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Menurutnya, sejarah bagaimana Indonesia dan Malaysia pernah bersitegang, juga merupakan hasil karya imperialisme.

“Sebelumnya pada tahun 1945 negeri kita Indonesia benar-benar sengaja diadu domba dengan Malaysia oleh para penjajah,” ujarnya.

Olehkarenanya dia berharap, dengan adanya Study Banding ini tercipta hubungan yang baik antar muslim Malaysia dan Indonesia yang dahulu pernah disatukan dengan nama nusantara.

“Persatuan bisa kita tempuh melalui kegiatan seperti ini, lantas juga bisa dengan pernikahan, sehingga tidak ada perbedaan diantara kita,” ujarnya.

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

Sementara mewakili Sekolah Menengah Imtiaz Ulul Albab Malaka Malaysia, Azharizan Bin Yaacob, dalam sambutan menyatakan ingin mempelajari bagaimana ukhuwah Islamiyah bisa terjalin dengan baik di Indonesia.

“Di Al-Fatah ini terkenal dengan budaya menebarkan salam, shalat malam, dan ukhuwah islamiahnya, oleh karena itu kami bawa anak-anak kami dari imtiaz Malaysia untuk belajar di sini supaya bisa dipraktikan di Malaysia sana,” ujarnya.

Dengan harapan terjalin ukhuwah Islamiyah yang erat antara Muslim Indonesia dengan muslim Malaysia.

“Bukan saya memuji, namun di pesantren ini tercipta keamanan dan ketenteraman, ini tentunya adalah hasil dari ukhuwah Islamiyah yang kuat, ini yang ingin kami pelajari di sini dan diterapkan di Malaysia,” ujarnya.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Study Banding ini merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan Sekmen Imtiaz Ulul Albab Malaka, Malaysia di Ponpes Al-Fatah ini.

Kerjasama juga dijalin dengan mengirimkan sejumlah guru tahfidz dari Al-Fatah ke Malaysia yang dengan metode menghafal cepatnya dalam waktu 3 bulan menghasilkan sekitar 30-an Hafidz di Malaysia yang diapresiasi juga oleh kementerian pendidikan Malaysia.(L/rzk/K08/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Preneur