Bersertifikasi Halal, Cokelat Terkenal di Eropa Ini Terancam Boikot


Berlin, MINA – Salah satu paling populer di ” telah meraih sertifikasi halal pada April lalu. Kabar mengenai sertifikasi halal ini mendapatkan protes dari politikus-politikus ‘sayap kanan’ di Eropa.

“Islamisasi tidak terjadi, tidak di Jerman maupun di Eropa. Tentu saja semata-mata karena cokelat yang terkenal itu, sekarang bersertifikat ‘HALAL,” tulis Jorg Meuthen, Juru Bicara Partai AfD Jerman melalui akun Twitternya awal pekan ini.

Menurut laporan CNN yang dikutip MINA, Kamis (20/12), unggahan tersebut memicu reaksi penolakan dari para pengguna media sosial lain. Penolakan tersebut bahkan berujung pada ajakan untuk tidak membeli produk itu lagi.

“Saya tidak pernah, tidak akan PERNAH membeli Toblerone lagi !!! #BOYCOTTTOBLERONE,” tulis salah satu pengguna Twitter. “Sangat disayangkan, saya suka makan ini. Tapi saya tidak suka makanan Muslim,” kata pengguna yang lain. Sementara yang lain menuliskan, “Toblerone sekarang ada di daftar saya!” mengacu pada daftar makanan yang tidak akan dibeli.

Namun, tak semua pengguna media sosial di Eropa memberi tanggapan buruk terhadap sertifikasi halal milik Toblerone itu. Beberapa pengguna media sosial justru menilai penolakan dan protes yang ditujukan kepada Toblerone sebagai tindakan aneh.

“Siapapun yang memiliki tenaga dan waktu untuk marah terhadap omong kosong seperti ini, tidak boleh terkejut (dengan penolakan itu),” tulis pengguna media sosial lain.

Mondelez selaku produsen Toblerone, mengonfirmasi bahwa pabrik cokelat yang berpusat di Bern, Swiss, yang memproduksi Toblerone itu tidak melakukan perubahan apapun. Dengan kata lain, sertifikasi halal ini tak mengubah apapun pada produk Toblerone yang dihasilkan.

“Pada dasarnya proses produksi Toblerone sejak awal (sebelum meraih sertifikasi halal) sudah sesuai dengan kriteria sebagai makanan halal. Tidak ada yang berubah,” katanya.

Dia mendorong masyarakat Eropa yang marah kepada Toblerone untuk melakukan penelitian dan mencari tahu tentang apa itu halal. Mondelez bahkan menyebut reaksi berlebihan tersebut sebagai bentuk ekspresi Islamofobia.

“Mereka menganggap halal itu negatif. Padahal sebenarnya, itu sesuatu yang sangat positif karena memiliki standar keamanan pangan yang tinggi,” katanya.

Sertifikasi halal pada dasarnya berfungsi untuk memberi petunjuk mengenai makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi oleh Muslim. Ini menunjukkan, makanan atau minuman terkait tidak mengandung unsur-unsur haram yang tidak diperbolehkan dalam Islam. (T/R06/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.