New Delhi, MINA – Setidaknya 1.300 orang Rohingya di India menyeberang ke Bangladesh sejak awal tahun ini untuk menyelamatkan diri dari deportasi ke Myanmar.
Hal itu diungkapkan oleh Ravi Nair, pejabat dari Pusat Dokumentasi Hak Asasi Manusia Asia Selatan (SAHRDC), kepada Al Jazeera pada Rabu (16/1).
Pejabat pemerintah New Delhi telah menghadapi kritik tajam karena mendeportasi orang-orang Rohingya ke Myanmar dalam beberapa bulan terakhir.
Minoritas Rohingya yang dianiaya menghadapi ancaman keselamatan mereka di Myanmar. Sementara PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh India mengabaikan hukum internasional.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
India yang bukan penandatangan Konvensi Pengungsi PBB, menangkap 230 orang Rohingya pada 2018. Itu adalah jumlah tertinggi dalam beberapa tahun ketika nasionalis Hindu menyerukan agar orang Rohingya harus dideportasi secara massal.
“Selama setahun terakhir, pemerintah India mempersulit para pengungsi Rohingya di India,” kata Nair.
Nair mengatakan bahwa warga Rohingya di India menjadi sasaran kunjungan rutin pejabat intelijen setempat.
“Ini termasuk pelecehan tentang dokumen mereka. Sejumlah besar warga Rohingya, data kami menunjukkan, lebih dari 200 orang dari Jammu sampai Tripura, Assam dan negara-negara bagian Bengal Barat, telah ditangkap dan dipenjara,” katanya.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Kebuntuan di India dan ketakutan akan deportasi ke Myanmar, mendorong lebih banyak warga Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan pergi ke Bangladesh. (T/Haf/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai