Mantan Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali Meninggal

Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Boutros Boutros-Ghali (Foto: Ahram Online)
Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Boutros Boutros-Ghali (Foto: Ahram Online)

Kairo, 9 Jumadil Awwal 1437/17 Februari 2016 (MINA) – Komunitas internasional berduka atas meninggalnya mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa () Boutros Boutros-Ghali, Selasa (16/2) waktu setempat, di sebuah rumah sakit di Kairo, , di usia 93 tahun.

Di mata sekjen PBB saat ini, Ban Ki-moon, Boutros-Ghali adalah seorang negarawan yang dihormati dan intlektual hukum internasional yang disegani dunia. Intlektualitas dan pengalamannya yang tangguh di lingkup antarbangsa telah membawanya ke posisi puncak PBB.

“Komitmennya untuk PBB – misi dan stafnya – tak dapat diragukan, dan apa yang ditinggalkannya tak akan terhapuskan,” ungkap Ban, seperti dilaporkan Yahoo dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Presiden Prancis Francois Hollande juga mempersembahkan penghormatan dan belasungkawa untuk Boutros-Ghali, menyebutnya seorang warga Mesir yang hebat dan pelayan PBB yang berdedikasi.

Hollande menilai mantan petinggi PBB ini telah bekerja tanpa lelah untuk menjaga perdamaian dan mencegah konflik di seluruh dunia.

“Pesan-pesannya harus menjadi inspirasi untuk aksi masyarakat internasional di tengah konflik baru yang melanda kawasan Timur Tengah saat ini,” kata Hollande.

Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond menegaskan, kontribusi Boutros-Ghali untuk urusan antarbangsa akan selalu diingat oleh komunitas internasional.

Para diplomat Dewan Keamanan PBB memulai pertemuan di New York, Amerika Serikat, dengan mengheningkan cipta untuk mengenang Boutros-Ghali, yang meninggal di sebuah rumah sakit di Kairo.

Boutros-Ghali adalah mantan menteri luar negeri Mesir yang memimpin PBB selama salah satu periode tersulit yang dihadapi lembaga dunia itu. Pada masa itu, perdamaian dunia menghadapi tantangan dari pergolakan dan krisis di Somalia, Rwanda, Timur Tengah, dan negara-negara pecahan Yugoslavia.

Diplomat kawakan Mesir itu menjabat sekretaris jenderal PBB pada 1992, menjadikannya orang Afrika pertama yang menduduki posisi itu. Namun masa jabatannya berakhir tiba-tiba lima tahun kemudian ketika Amerika Serikat memveto masa jabatan kedua Boutros-Ghali.

Setelah serentetan benturan dengan AS, Washington berbalik ‘melawan’ Boutros-Ghali dan memutuskan untuk mendukung diplomat Ghana, Kofi Annan, untuk jabatan sekretaris jenderal di akhir 1996.

Di bawah kepemimpinan Boutros-Ghali, PBB memperluas misi penjaga perdamaian, tetapi keputusan memilih mundur dari Rwanda menjelang genosida 1994 dan dari Bosnia Srebrenica setahun kemudian dipandang sebagai kegagalan yang menyedihkan. (T/P022/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)