Tepi Barat, MINA – Ratusan pemukim Yahudi bentrok pada Selasa (12/6), dengan polisi Israel menjelang evakuasi pos ilegal di Tepi Barat yang diduduki yang mencakup pembongkaran 15 rumah yang dibangun penukim Yahudi itu secara ilegal.
Pembongkaran ini sesuai keputusan Mahkamah Agung Israel yang mendapt kecaman dari sejumlah menteri Israel.
Para pemukim marah menahan diri, di dalam sejumlah bangunan yangakan dibongkar di pos Netiv Ha’avot dan Gush Etzion dekat Hebron Tepi Barat selatan, menurut surat kabar harian Israel Yediot Ahronoth.
“Para pengunjuk rasa membakar ban dan tong sampah mulai mendorong barisan polisi yang sedang mengawal pengunjuk rasa, sementara puluhan dari mereka bentrok dengan polisi perbatasan,” kata surat kabar itu. demikian Worldbulletin melaporkan dikutip MINA.
Baca Juga: Hamas: Penggunaan Kelaparan sebagai Senjata adalah Kejahatan Perang
Mahkamah Agung Israel memerintahkan pembongkaran 15 rumah yang dibangun secara ilegal di tanah Palestina setelah petisi yang diajukan oleh gerakan Israel Peace Now, yang mencakup nama-nama pemohon Palestina yang memiliki tanah tersebut.
Pada Senin, ribuan orang termasuk Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett dan Menteri Kehakiman Ayelet Shaked, menghadiri aksi protes. Bennett menuduh Mahkamah Agung melanggar hak-hak pemukim Israel.
Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, selama Perang Arab Israel 1967. Ini mencaplok seluruh kota pada 1980 mengklaim sebagai “Ibu kota yang tidak terbagi dan abadi” negara Yahudi sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Hukum internasional memandang Tepi Barat dan Al-Quds sebagai “wilayah pendudukan” dan semua pembangunan pemukiman Yahudi di Al-Quds adalah ilegal. (T/R03/P1)
Baca Juga: Israel Evakuasi Penduduk di Sejumlah Kota Akibat Kebakaran Hutan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 60 Hari Blokade Israel: Warga Palestina di Gaza Berjuang untuk Bertahan Hidup