Maungdaw, , 2 Muharram 1436 H/26 Oktober 2014 M (MINA) – Seorang Muslim Rohingya tewas dibunuh secara brutal oleh Petugas Penjaga Perbatasan (BGP) Myanmar, sehingga menambah jumlah korban tewas di Myanmar. Setidaknya 20 Rohingya tewas selama September, kata warga setempat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Hussein Ahamed berasal dari kyawt Pyin Set (Naribill) dusun, Maungdaw, dibunuh secara brutal oleh BGP setelah ia mengunjungi keluarganya sehari sebelum ia dibunuh, kata sumber yang ada di sekitar lokasi seperti diberitakan Burma Times dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pada hari Jum’at (24/10) malam sekelompok BGP datang ke desa dan mencari rumah mereka tanpa alasan apapun dan menangkap 9 orang termasuk Hussein Ahamed. Setelah penangkapan, mereka dibawa ke perempatan desa Jigen Pyin dan BGP menyiksa korban Rohingya sampai tewas yang kemudian mayat dibuang ke jalan.
Hal ini membuktikan jenis-jenis pembunuhan brutal terhadap Rohingya terus berlangsung sejak akhir September. Lebih dari 100 orang ditangkap tidak dapat membela diri.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Sejak 2012, sebanyak 200 orang – sebagian besar Muslim Rohingya – telah tewas dan 140.000 kehilangan tempat tinggal. Puluhan ribu umat Islam Rohingya telah membayar uang dalam jumlah besar pada penyelundup manusia untuk melarikan diri ke luar negeri dengan kapal sempit, dengan harapan dapat mencari pekerjaan di Thailand, Malaysia atau Australia.
Kekerasan antara etnis Arakan Buddha dan Muslim Rohingya pecah pada Juni 2012 dan telah kembali terulang secara sporadis sejak itu. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan ‘mengatakan angka terbaru untuk mereka yang tinggal di kamp-kamp untuk pengungsi internal di negara bagian sebanyak 137.000 orang, mayoritas dari mereka adalah Rohingya.
Dengan ketegangan masih tinggi di negara bagian dan keterbatasan akses terhadap bantuan kemanusiaan, kesehatan, pendidikan dan pekerjaan, membuat sebagian dari mereka mengambil resiko pergi dan meninggalkan kamp melalui laut.
“UNHCR memperkirakan lebih dari 86.000 orang telah meninggalkan Myanmar dengan kapal sejak Juni 2012. Ini mencakup lebih dari 16.000 orang pada semester kedua 2012, sebanyak 55.000 orang pada 2013 dan hampir 15.000 dari Januari hingga April tahun ini,” kata Edwards.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Edwards juga menguraikan masalah yang dihadapi oleh Rohingya yang juga sering disebut orang-orang perahu di tujuan mereka seperti di Thailand selatan dan di Malaysia utara, mereka dalam bahaya karena banyak diantaranya jatuh ke tangan para pedagang manusia.
“Di sana mereka ditahan selama berbulan-bulan di kamp-kamp yang penuh sesak dan kadang-kadang bahkan di kandang sampai keluarga mereka bisa membayar untuk pembebasan mereka,” kata Edwards, menambahkan bahwa tahanan dipukuli, mengalami kondisi yang keras dan makanan yang diperoleh sedikit di kamp-kamp, di hutan-hutan perbatasan Thailand-Malaysia.(T/P004/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai