Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2016: Migran ke Eropa Menurun, Tapi Korban Tewas Catat Rekor

Rudi Hendrik - Senin, 19 Desember 2016 - 17:04 WIB

Senin, 19 Desember 2016 - 17:04 WIB

305 Views

Ombak besar membuat perahu yang ditumpangi migran asal Afrika menghantam karang. (Foto: AFP/Getty)

MIGRAN-AFRIKA.jpg" alt="" width="620" height="413" /> Ombak besar membuat perahu yang ditumpangi migran asal Afrika menghantam karang. (Foto: AFP/Getty)

 

Warsaw, Polandia, 19 Rabi’ul Awwal 1438/19 Desember 2016 (MINA) – Sekitar 350.000 migran dan pengungsi telah tiba di Uni Eropa selama tahun ini, terjadi penurunan tajam dibandingkan tahun 2015 ketika lebih dari 1 juta orang tiba, menurut kantor kontrol perbatasan Uni Eropa, Frontex.

Namun, Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mengatakan bahwa 4.812 orang telah tewas di Laut Mediterania sepanjang tahun ini, mencapai rekor angka kematian dibandingkan sekitar 1.200 lebih yang tewas di tahun lalu antara Januari hingga akhir November.

Direktur eksekutif lembaga perbatasan Frontex, Fabrice Leggeri mengatakan pada Sabtu (17/12), sekitar 180.000 orang tiba melalui Turki dan Mediterania timur, sementara 170.000 mencapai benua di seluruh rute Mediterania pusat dari Libya dan Mesir.

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

Leggeri mengatakan kepada harian Jerman Ruhr-Nachrichten, kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki mengurangi jumlah pengungsi dan migran yang datang dari timur, tetapi migrasi dari Afrika Utara naik 30 persen.

Menurut IOM, 7.189 migran dan pencari suaka telah tewas di tahun ini di seluruh dunia, terutama di Amerika Tengah.

Rata-rata terjadi 20 kematian setiap hari. IOM memprediksi bahwa 200-300 lainnya akan mati dalam perjalanan darat yang lebih aman sebelum tahun ini berakhir.

“Ini adalah angka yang kami miliki dari orang-orang yang dilaporkan telah meninggal, tetapi ada banyak lagi yang meninggal dalam kesepian, sendiri, di padang pasir dan di lautan,” kata juru bicara IOM Leonard Doyle kepada Al Jazeera yang dikutip MINA.

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Dia menambahkan bahwa krisis membuat sulit bagi setiap organisasi atau pemerintah untuk mendapat hitungan akurat antara orang yang mati dan yang hilang.

“Cukup sering kapal ini tenggelam tanpa jejak dan tidak ada yang benar-benar tahu tentang mereka,” kata Doyle. (T/P001/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Rekomendasi untuk Anda

Eropa
MINA Millenia
Eropa
Internasional
Eropa