Ramallah, MINA – Tahun 2024 merupakan salah satu periode paling mematikan bagi tahanan Palestina di penjara penjajah Zionis Israel, dengan peningkatan jumlah tahanan, kondisi penjara yang memburuk, dan meningkatnya jumlah kematian di dalam tahanan.
Lembaga-lembaga Tahanan Palestina telah menyatakan bahwa 2024 menjadi tahun paling mematikan dalam sejarah gerakan tahanan Palestina, dengan alasan lonjakan kematian dan meningkatnya kekerasan terhadap tahanan di penjara Israel.
Dalam konferensi pers yang diadakan pada Selasa (31/12/2024), dilaporkan Kantor Berita Nasional WAFA, selama aksi protes pekanan untuk mendukung tahanan yang dipenjara di penjara-penjara penjajah, yang digelar di Pusat Kebudayaan Al-Bireh di kota Al-Bireh, Tepi Barat, Palestina, lembaga-lembaga Tahanan Palestina menyoroti penderitaan parah para tahanan, menekankan penyiksaan sistematis, kelaparan, pengabaian medis, dan kepadatan di penjara-penjara Israel.
Kepala Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, Qaddura Fares, mengatakan Israel telah melancarkan perang terhadap tahanan dan tawanan sejak hari pertama perang genosida terhadap Jalur Gaza, sebuah kampanye yang melibatkan semua lembaga politik dan militer Israel.
Baca Juga: Kementerian: Lebih dari 12.943 Siswa Palestina Syahid Sejak 7 Oktober 2023
Tujuannya, katanya, adalah untuk membalas dendam kepada rakyat Palestina dengan menyasar simbol-simbol perjuangan mereka, yaitu para tahanan.
“Kami telah memperingatkan bahwa kami akan segera menerima berita tentang mati syahidnya para tahanan secara berkelompok setelah beberapa orang telah meninggal secara individu dalam beberapa bulan terakhir. Kita kini telah mencapai titik kritis, dan apa yang akan terjadi selanjutnya akan lebih parah karena tindakan penyiksaan yang terus berlanjut,” kata Fares.
Ia menyatakan, jumlah warga Palestina yang tewas dalam tahanan Israel sejak dimulainya perang genosida telah mencapai 54 orang.
Fares menekankan, penyelidikan atas kematian sebagian besar tahanan Tepi Barat yang menjalani otopsi dengan jelas menunjukkan bahwa kematian mereka disebabkan oleh penyiksaan, kelalaian medis yang disengaja, atau kombinasi keduanya.
Baca Juga: ICRC Desak Penghormatan dan Perlindungan terhadap Fasilitas Medis
Namun, ia menekankan, penyiksaan yang dilakukan terhadap tahanan Gaza bahkan lebih intens, brutal, dan penuh kekerasan.
Ia menyampaikan seruan mendesak kepada masyarakat internasional dan organisasi hak asasi manusia, menyerukan tindakan praktis untuk menekan pemerintah Israel. Ia menekankan bahwa tanpa tindakan tersebut, mustahil untuk mencegah Israel terus melakukan kejahatan lebih lanjut.
Sementara itu, Abdullah Al-Zaghari, kepala Masyarakat Tahanan Palestina (PPS), menyajikan statistik utama mengenai para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel untuk tahun 2024, yang telah ditandai sebagai tahun paling mematikan, paling menghancurkan, dan paling tragis bagi rakyat Palestina dan tahanan di pusat-pusat penahanan Israel.
Ia mengatakan, sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menahan sedikitnya 25.000 warga Palestina, dengan sekitar 14.300 tahanan dari Tepi Barat dan Yerusalem, dan sisanya dari Gaza.
Baca Juga: LSM Turkiye akan Gelar Aksi Solidaritas untuk Gaza Saat Tahun Baru
Pada 2024, ia mencatat, sekitar 8.800 warga Palestina ditahan, seraya menambahkan bahwa perintah penahanan administratif dikeluarkan sebagai tindakan hukuman terhadap hampir 10.000 tahanan.
Al-Zaghari mengatakan, total 54 warga Palestina telah meninggal di penjara Israel selama periode ini, 35 di antaranya berasal dari Gaza. Jenazah mereka masih ditahan oleh Israel.
Ia menekankan, statistik ini berasal dari perkiraan oleh organisasi khusus, karena otoritas penjajah Zionis Israel belum memberikan informasi yang akurat tentang tahanan dari Gaza.
Selain itu, 450 wanita, termasuk anak di bawah umur, mahasiswa, dan mantan tahanan, telah ditahan, katanya, seraya mencatat bahwa sedikitnya 89 wanita masih berada dalam tahanan Israel.
Baca Juga: Pasukan Israel Serang Direktur Masjid Ibrahimi
Menurut Al-Zaghari, sekitar 1.065 anak telah ditahan, hampir 700 di antaranya sejak awal tahun 2024.
Kepala PPS lebih lanjut menyatakan, situasi yang dihadapi oleh para tahanan Gaza telah menjadi salah satu tantangan paling signifikan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga selama setahun terakhir, dengan penjajah yang sengaja menyembunyikan informasi dari keluarga mereka.
“Hal ini diperburuk oleh tanggapan negatif dari otoritas penjara ketika tim hukum mencari informasi tentang tahanan yang menjadi korban penghilangan paksa,” tegas Al-Zaghari.
Selain itu, Kepala Komisi Tinggi untuk Tindak Lanjut Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, Amin Shoman, menyatakan, lembaga-lembaga tahanan sedang menyusun banyak berkas tentang kejahatan yang dilakukan di penjara-penjara Israel untuk meminta pertanggungjawaban otoritas penjajah di tingkat politik dan keamanan tertinggi.
Baca Juga: Sektor Penerbangan Israel Rugi Hingga USD 28,8 Juta, Dampak Genosida Gaza
Ia menekankan perlunya gerakan komprehensif yang mencerminkan penderitaan tahanan Palestina di penjara-penjara pendudukan, yang bertujuan untuk menuntut diakhirinya semua pelanggaran, hukuman kolektif, dan kebijakan pembalasan.
“Gerakan tersebut harus melibatkan semua fraksi politik, sektor, organisasi masyarakat sipil, serikat pekerja dan federasi,” tegas Shoman.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Palestina Serukan Pembebasan Direktur RS Kamal Adwan