Peringatan 100 Tahun Gencatan Senjata Perang Dunia Pertama

Oleh: Rifa Berliana Arifin, Kared Arab Miraj News Agency (MINA)

Ahad 11 November 2018 menggenapkan seratus tahun yang mengakhiri tragedi (11/11/1918). Presiden Perancis Emmanuel Macron dengan Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan peringatan keseratus tahun ini di atas sebuah kereta api di Compiegne, Perancis.

Perang Dunia Pertama di awal tahun 1914 merupakan tragedi tragis yang diantara sebabnya adalah hilangnya keseimbangan kekuatan (balance of power) dalam hubungan antara lima kekuatan utama Eropa yaitu Inggris, Perancis, Jerman, Austria dan Rusia. Sebelum tahun 1914 tidak pernah terjadi peperangan yang sekaligus melibatkan kelima negara ini.

Sebab lain meletusnya Perang Dunia Pertama adalah keinginan Perancis untuk balas dendam pada Jerman atas kekalahan Perancis dalam perang pada tahun 1871, dan juga karena timbulnya kekhawatiran Inggris atas kebangkitan Jerman yang saat itu terus menampilkan peforma kekuatannya bersama Prusia.

Sebetulnya, Jerman adalah negara yang dilahirkan untuk mengimbangi dua kekuatan besar yaitu Austria dan Perancis. Sebelum tahun 1871 tidak ada negara bernama Jerman, tetapi Prusia saat itu berhasil menyatukan wilayah-wilayah berbahasa Jerman menjadi sebuah Kekaisaran Jerman dengan diberikan wilayah tanah yang diambil dari Austria dan Perancis. Maka oleh sebab itulah founding father Jerman Otto von Bismarck mewanti-wanti Raja-raja Jerman untuk berhati-hati dalam bersikap dan menentukan kebijakan luar negeri, terutama jika itu bersentuhan dengan Rusia dan Inggris. Wasiatnya adalah jangan pernah usik buat kedua negara ini, karena sekali saja mereka berkoalisi dengan Perancis maka tamatlah Jerman.

Tetapi Raja Jerman Wilhelm II tidak mau mendengar saran itu, malah banyak  mengusik kepentingan Rusia. Akhirnya Inggris, Perancis, dan Rusia membentuk persekutuan yang dikenal dengan The Triple Entente.

Maka tidak ada pilihan lain bagi Jerman selain merapat dan bersekutu dengan Austria. Situasi makin memburuk dengan terbunuhnya Pangeran Fraz Fredinan yang merupakan pewaris tahta Austria – Hungaria pada 28 Juni 1914 oleh komplotan nasionalis Serbia. Saat itu Serbia dekat dengan Rusia, hingga akhirnya pemimpin Austria-Hongaria mendapat kepastian bahwa penguasa Jerman Kaiser Wilhelm akan mendukung mereka. Maka meletuslah Perang Dunia Pertama.

Kekalahan Jerman dan Austria dalam Perang Dunia Pertama mengharuskan Jerman tunduk patuh pada Perjanjian Versailles. Jerman dinyatakan bertanggungjawab penuh sebagai penyebab peperangan ; harus melakukan rehabilitasi kerusakan-kerusakan akibat perang pada negara-negara sekutu yang menang perang. Ditambah pula dengan keharusan mpenyerahkan sebagian wilayah Jerman kepada beberapa negara tetangganya pemenang perang, pelepasan koloni seberang lautan dan Afrika milik Jerman, serta pembatasan kekuatan militer Jerman yang diharapkan dapat menghambat kemampuan Jerman untuk kembali memulai perang.

Di samping itu Perang Dunia Pertama menyebabkan pecahnya wilayah kekuasan Jerman, Austria, Ottoman, melahirkan negara-negara baru seperti Polandia, Cekoslowakia, Hongaria, Yugoslavia, Suriah, Irak, Yordania, Palestina dan sebagainya. Didirikanlah League of Nations untuk menjaga keamanan dunia.

Di Turki, Mustafa Kemal Ataturk bangkit melawan negara-negara pemenang perang yang mencoba membagi wilayah Anatolia Turki (1919-1923). Kemal berhasil mempertahankan wilayahnya saat itu, maka itulah mengapa orang Turki saat ini masih mencintai Ataturk meskipun ia seorang sekuler karena ia menyelamatkan Turki dari penjajahan kekuatan asing.

Di Jerman, rasa kesal atas hilangnya wilayah Jerman, situasi ekonomi pascaperang yang amburadul melahirkan seorang Hitler untuk berkuasa. Adolf Hitler yang awalnya ingin “menebus” martabat Jerman, akhirnya malah membawa Jerman ke jurang muram dan kehancuran yang lebih besar kelak akibat Perang Dunia Kedua.

Perang Dunia Pertama (The Great War) adalah tragedi dunia yang mencekam. Dunia berharap perang tersebut menjadi akhir cerita segala peperangan, tapi siapa sangka 21 tahun setelah itu  terjadi Perang Dunia Kedua yang lebih dahsyat.

Sudah hampir 7 dekade kekuatan-kekuatan besar diam, tapi tidak lantas itu menjamin bahwa perang tidak mungkin terjadi, if you want peace, you should be strong enough to stand up against and defeat your enemy. Perang bisa menjadi sebuah keniscayaan karena dunia tidak akan pernah terbebas dari idealisme, konflik, perebutan wilayah, perebutan pengaruh global, perebutan kekuasaan global. (RA-1/P1)

Miraj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.