Ankara, MINA – Operasi pencarian 28 korban tewas terus dilakukan pada Sabtu (15/10), untuk mencari tanda-tanda kehidupan setelah ledakan Metana di sebuah tambang batu bara di Turki Utara.
Sejauh ini, sedikitnya 28 orang tewas dalam insiden tersebut dan puluhan orang lainnya masih terjebak di ratusan meter di bawah tanah.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pihaknya akan membatalkan semua jadwal acaranya, dan terbang ke lokasi kecelakaan pada hari ini.
“Harapan kita bahwa korban jiwa tidak akan bertambah lagi, para penambang kita akan ditemukan hidup-hidup,” kata Erdogan dalam sebuah cuitan di Twitter.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
“Semua upaya kita ditujukan ke arah ini,” imbuhnya. Ledakan itu terjadi beberapa saat sebelum matahari terbenam dan upaya penyelamatan terhambat oleh kegelapan.
Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca mengatakan, 11 orang lainnya berhasil dikeluarkan dari lokasi tambang dalam keadaan hidup dan kini tengah dirawat di rumah sakit.
Insiden yang terjadi pada Jumat (14/10) saat matahari terbenam ini merupakan salah satu kecelakaan industri paling mematikan di Turki dalam beberapa tahun.
“Kita menghadapi situasi yang benar-benar disesalkan,” kata Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu kepada wartawan sebelum ke kota pertambangan batu bara Amasra di pantai Laut Hitam, Turki.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
“Secara keseluruhan, 110 saudara kita bekerja (di bawah tanah). Beberapa dari mereka keluar sendiri, dan beberapa diselamatkan,” imbuhnya.
Soylu juga mengkonfirmasi laporan awal bahwa hampir 50 penambang masih terperangkap di dua area terpisah antara 300 dan 350 meter (985 hingga 1.150 kaki) di bawah tanah.
Serikat pekerja pertambangan Maden Is di Turki mengaitkan ledakan itu dengan penumpukan gas Metana. Namun, para pejabat lainnya mengatakan, terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti atas penyebab kecelakaan itu.
Tayangan televisi menunjukkan paramedis memberikan oksigen kepada para penambang yang telah berhasil dikeluarkan dengan selamat, kemudian membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Gubernur setempat mengatakan, tim yang terdiri dari lebih dari 70 penyelamat berhasil mencapai titik di lubang sekitar 250 meter di bawahnya. Belum diketahui apakah tim penyelamat dapat mendekati para pekerja yang terperangkap atau apa yang menghalangi upaya mereka.
Turki mengalami bencana pertambangan batu bara paling mematikan pada tahun 2014, ketika 301 pekerja tewas dalam ledakan di kota Soma. (T/R4/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas