Bangkok, 23 Rajab 1436/12 Mei 2015 (MINA) – Ketua Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) cabang Thailand Jeff Labovitz memperkirakan, sekitar 29.000 orang Muslim Rohingya dan Bangladesh melakukan perjalanan laut dengan perahu dari Bangladesh sejak awal tahun.
“Ini peningkatan besar dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (12/5).
Andrew Day, seorang aktivis yang bekerja dengan pengungsi Rohingya di Bangladesh mengatakan, sejumlah besar etnis Rohingya telah meninggalkan Cox Bazar, kota pantai di Bangladesh yang menjadi titik tolak menuju Malaysia.
“Ini adalah bisnis yang stabil. (Penyelundup manusia) menghitung kepala dan mengumpulkan uang. Ketika mereka mendapat jumlah yang mereka cari (biasanya 500 orang), mereka sediakan kapal untuk pergi,” katanya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Orang Rohingya sendiri bergerak di kamp dan merekrut,” tambahnya.
Banyak dari para migran adalah Muslim Rohingya yang PBB sebut sebagai etnis paling teraniaya di dunia. Mereka melarikan diri dari negara bagian Rakhine, Myanmar.
Mereka melakukan perjalanan melalui perbatasan barat Myanmar, turun melalui Bangladesh menuju kota pantai Cox Bazar, kemudian mendapatkan kapal untuk mencapai “janji ekonomi Malaysia”.
Mereka sering disertai dengan Muslim Rohingya lainnya dari kamp-kamp pengungsi di Bangladesh selatan, termasuk penduduk lokal Bangladesh yang juga ingin pergi ke Malaysia.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Sebagian besar melakukan perjalanan secara sukarela, sebagian lagi diculik dan dipaksa naik ke kapal.
Penyelundup manusia akan mengirim permintaan uang tebusan ke keluarga migran, sementara para migran ditahan di kamp-kamp di perbatasan Thailand dan Malaysia. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam