Gaza, MINA – Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan, agresi Zionis Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza selama 258 hari berturut-turut telah membuat sekitar 39.000 siswa kehilangan kesempatan mengikuti ujian akhir sekolah menengah atas yang dijadwalkan akan dimulai pada Sabtu (22/6) mendatang.
Juru bicara kementerian, Sadiq Al-Khadour menjelaskan dalam pernyataan pers pada Kamis (20/6), 430 siswa sekolah menengah di Gaza dan 20 siswa dari Tepi Barat terbunuh tahun ini dalam dari agresi Israel yang sedang berlangsung dan serangan berulang-ulang, melansir Palinfo.
Palestine News Network melaporkan, meskipun keadaannya penuh tantangan, upaya telah dilakukan untuk mengakomodasi pelajar Palestina dari Gaza yang saat ini berada di luar negeri.
Al-Khudour mencatat, 1.320 pelajar Palestina asal Gaza akan mengikuti ujian Tawjihi di 29 negara Arab. Diantaranya, 1.090 pelajar berada di Mesir.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Kementerian mengatakan telah mendirikan ruang ujian terbesar di Mesir dan juga mendirikan ruang khusus di Rusia, Turki, dan Qatar. Selain itu, ujian akan diadakan di kedutaan Negara Palestina di negara lain.
Citra satelit menunjukkan bahwa sekitar 85,8 persen sekolah di Jalur Gaza, termasuk hampir 29 persen sekolah yang mengelola PBB, rusak sejak 7 Oktober 2023. Hal itu disampaikan Institut Pelatihan dan Penelitian PBB (UNITAR).
“(Sebanyak) 85,8 persen sekolah mengalami kerusakan dengan berbagai tingkatan, termasuk serangan langsung, rusak dan kemungkinan rusak,” tulis siaran pers tersebut, Kamis (2/5).
Institut PBB itu menambahkan bahwa sedikitnya 72,5 persen sekolah di Gaza perlu melakukan perbaikan total dan hampir 29 persen sekolah yang rusak dikelola PBB di bawah menolak Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).[]
Baca Juga: Ikuti Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat