Riyadh, 9 Rajab 1435/9 Mei 2014 (MINA) – Pejabat Menteri Kesehatan Arab Saudi Adel Fakieh mengumumkan empat kematian baru warganya akibat terjangkit Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-COV) sehingga virus yang semula disebarkan oleh hewan unta tersebut telah menewaskan 121 orang.
Adel Fakieh mengatakan, pada Kamis (8/5) dua seorang wanita (65 tahun) dan (45 tahun) dari dilaporkan meninggal Rabu malam, di Riyadh, Selasa (6/5).
Seorang pria (60 tahun) dan seorang wanita (70 tahun) juga meninggal di Jeddah, Selasa, kata Adel Fakieh, demikian dilaporkan Press Tv diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Adel Fakieh menambahkan, 18 kasus baru penyakit virus MERS-COV itu tercatat di kerajaan itu, termasuk seorang bocah 10 tahun.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Anak tersebut dibawa ke sebuah rumah sakit di Jeddah pada 29 April setelah kecelakaan. Dia keluar dari rumah sakit pada 2 Mei, namun setelah itu dilarikan ke unit perawatan intensif akibat terkena gejala virus MERS yang mulai merebak di negara itu.
Sementara itu, jumlah infeksi MERS di Arab Saudi telah meningkat menjadi 449 sejak penyakit ini pertama kali muncul di kerajaan Arab Saudi pada September 2012.
Pada Selasa, Penjabat Menteri Kesehatan Arab Saudi Adel Fakieh memecat Direktur RS Raja Fahd di Jeddah karena dinilai gagal mengendalikan penyebaran sindrom virus gangguan pernapasan Timur Tengah (MERS)u it.
Fasilitas gawat darurat di rumah sakit itu untuk sementara ditutup setelah sejumlah staf medis terkena MERS selepas menangani pasien.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Akibatnya, rumah sakit itu dilanda kepanikan yang kemudian memicu empat dokter mengundurkan diri setelah mereka menolak untuk menangani pasien MERS karena khawatir akan tertular.
Pada 21 April lalu, hampir sepekan dari pengunduran diri para dokter itu, Riyadh memecat menteri kesehatan negeri itu tanpa memberikan alasan. Pemerintah kemudian menunjuk Menteri Tenaga Kerja Adel Fakieh sebagai pejabat menteri kesehatan.
Fakieh, yang berulang kali menjanjikan transparansi terkait penanganan MERS, kemudian mengumumkan telah memberhentikan Direktur RS Raja Fahd dan asistennya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kelalaian dalam pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai dengan cara yang direkomendasikan telah menyebabkan terjadinya peningkatan korban-korban terinfeksi di Jeddah.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
“Sebagian besar infeksi dari manusia ke manusia terjadi di fasilitas perawatan kesehatan. Seperempat dari semua kasus telah petugas kesehatan,” ditambahkan setelah misi lima hari ke ko ta itu.
Virus MERS dianggap sebagai penyakit yang mematikan, tapi tingkat penularannya lebih rendah dibandingkan virus SARS. Virus tersebut pertama kali terdeteksi di Asia pada 2003 dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang.
Selain itu, Virus MERS dilaporkan sudah merebak di Qatar, Uni Emirat Arab, Perancis, Jerman, Italia, Tunisia dan Inggris.(T/P012/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB