Jenewa, MINA – Sekitar 400 warga sipil sangat membutuhkan evakuasi medis mendesak dari wilayah Ghouta, Suriah Timur.
Jan Egeland, kepala satuan tugas kemanusiaan PBB untuk Suriah mengatakan di Jenewa pada Kamis (9/11), sebanyak 29 orang – termasuk 18 anak – akan meninggal jika mereka tidak diizinkan segera pergi dari wilayah yang diblokade itu.
Egeland mengatakan, sudah tujuh pasien yang tewas karena tidak dievakuasi, beberapa di antaranya adalah anak-anak. Demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.
Wilayah Ghouta Timur yang berada di dekat ibu kota Damaskus adalah salah satu benteng terakhir oposisi yang melawan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Egeland mengatakan bahwa wilayah tersebut sekarang “pusat penderitaan” di negara tersebut. Sekitar 400.000 warga sipil terjebak dalam selusin kota dan desa yang terkepung.
Konvoi PBB sekarang merupakan satu-satunya jalur kehidupan ke daerah tersebut, tapi lebih sering konvoi tersebut tidak dapat melewatinya.
Dia menunjukkan bahwa sejak bulan Mei, upaya untuk melakukan evakuasi medis dari daerah tersebut sebagian besar telah gagal. Hanya sekitar selusin pasien yang bisa dievakuasi sampai saat ini.
Lebih dari 330.000 orang telah terbunuh di Suriah sejak konflik tersebut dimulai pada bulan Maret 2011. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan