New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, serangan militer besar-besaran harus dihindari di provinsi Idlib, Suriah barat laut.
“Ini akan menjadi mimpi buruk kemanusiaan seperti yang terlihat dalam konflik Suriah yang dipenuhi darah,” kata Guterres kepada wartawan di markas besar PBB di New York, Selasa (11/9). Anadolu melaporkan yang dikutip MINA
PBB memperingatkan pada Senin bahwa setidaknya 30.000 warga di Idlib telah mengungsi dalam sembilan hari pertama bulan September di tengah operasi udara pemerintah Suriah dan Rusia.
Guterres mengatakan setengah dari 2,9 juta orang yang tinggal di Idlib telah pergi ke provinsi barat laut setelah melarikan diri dari serangan pasukan Suriah.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Mereka termasuk hampir 1 juta anak-anak. Hidup mereka telah beralih dan mereka tidak punya tempat untuk pergi,” katanya.
Ia menambahkan, dirinya mengerti bahwa situasi sekarang di Idlib tidak berkelanjutan dan kehadiran kelompok-kelompok bersenjata tidak dapat ditoleransi. Tetapi memerangi mereka tidak mengesampingkan pihak-pihak yang bertikai dari kewajiban inti mereka di bawah hukum internasional.
“Berusaha untuk menemukan solusi yang melindungi warga sipil. Pertahankan layanan dasar dan rumah sakit, memastikan penghormatan penuh untuk hukum kemanusiaan internasional,” ujarnya.
“Saya pikir itu benar-benar penting untuk Rusia, Iran, dan Turki, belum lagi negara-negara lain yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam situasi ini, semua pihak harus bergandeng tangan bersama karena situasi Idlib begitu berantakan lebih dari sebelumnya, tanpa komitmen kuat dari semua pihak yang terlibat, kita bisa bergerak pada situasi yang mengarah pada pertempuran besar yang akan memiliki konsekuensi tak terduga,” tambahnya.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
PBB memperingatkan pada pekan lalu, serangan terhadap Idlib kemungkinan akan mengarah pada “bencana kemanusiaan terburuk abad ke-21.” (T/ais/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis