Sekjen PBB: Hindari Pertumpahan Darah Idlib

New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB mengatakan, serangan militer besar-besaran harus dihindari di provinsi , Suriah barat laut.

“Ini akan menjadi mimpi buruk kemanusiaan seperti yang terlihat dalam konflik Suriah yang dipenuhi darah,” kata Guterres kepada wartawan di markas besar PBB di New York, Selasa (11/9). Anadolu melaporkan yang dikutip MINA

PBB memperingatkan pada Senin bahwa setidaknya 30.000 warga di Idlib telah mengungsi dalam sembilan hari pertama bulan September di tengah operasi udara pemerintah Suriah dan Rusia.

Guterres mengatakan setengah dari 2,9 juta orang yang tinggal di Idlib telah pergi ke provinsi barat laut setelah melarikan diri dari serangan pasukan Suriah.

“Mereka termasuk hampir 1 juta anak-anak. Hidup mereka telah beralih dan mereka tidak punya tempat untuk pergi,” katanya.

Ia menambahkan, dirinya mengerti bahwa situasi sekarang di Idlib tidak berkelanjutan dan kehadiran kelompok-kelompok bersenjata tidak dapat ditoleransi. Tetapi memerangi mereka tidak mengesampingkan pihak-pihak yang bertikai dari kewajiban inti mereka di bawah hukum internasional.

“Berusaha untuk menemukan solusi yang melindungi warga sipil. Pertahankan layanan dasar dan rumah sakit, memastikan penghormatan penuh untuk hukum kemanusiaan internasional,” ujarnya.

“Saya pikir itu benar-benar penting untuk Rusia, Iran, dan Turki, belum lagi negara-negara lain yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam situasi ini, semua pihak harus bergandeng tangan bersama karena situasi Idlib begitu berantakan lebih dari sebelumnya, tanpa komitmen kuat dari semua pihak yang terlibat, kita bisa bergerak pada situasi yang mengarah pada pertempuran besar yang akan memiliki konsekuensi tak terduga,” tambahnya.

PBB memperingatkan pada pekan lalu, serangan terhadap Idlib kemungkinan akan mengarah pada “bencana kemanusiaan terburuk abad ke-21.” (T/ais/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA) 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.