Kuala Lumpur, MINA – Pemerintah Malaysia pada Senin (8/4), mengatakan sebanyak 47 migran Rohingya terdampar di Pantai Perlis, sedangkan 200 lainnya diperkirakan masih terombang-ambing di laut lepas.
Para pengungsi laki-laki, yang berusia antara 14 dan 30 tahun, terlihat kelelahan dan kelaparan saat mereka memasuki desa terdekat, demikian lansir Bernama dikutip MINA.
Kepala Polisi Perlis Noor Mushar Mohamed mengatakan, penyelidikan awal mengungkapkan 47 pengungsi mendarat di pantai, tetapi hanya 41 dari mereka yang ditahan, sementara enam lainnya masih belum ditemukan.
Noor, mengutip wawancara dengan seorang tahanan, mengatakan mereka membayar seorang warga Thailand yang membantu mereka dengan uang 4.000 ringgit atau sekitar Rp1,4 juta masing-masing untuk mencapai Malaysia.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pihak berwenang khawatir ini akan menjadi gelombang baru penyelundupan manusia melalui laut setelah pemberantasan perdagangan manusia pada 2015.
Menurut Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA), sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh tentara Myanmar.
Lebih dari 34.000 orang Rohingya juga dibakar, sementara lebih dari 114.000 lainnya dipukuli, menurut laporan OIDA yang berjudul ‘Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terkira.
Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan kekerasan terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
PBB mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan termasuk bayi dan anak kecil pemukulan brutal, dan penculikan yang dilakukan oleh personil keamanan.
Dalam laporannya, penyelidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. (T/R03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam