Yerusalem, MINA – Sekitar 50.000 jamaah melaksanakan shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa yang diberkati meski langkah-langkah militer pendudukan Israel secara ketat memberlakukan pembatasan di gerbang dan pintu masuk Kota Tua Yerusalem yang diduduki.
Dikutip dari Palestine Information Center (PIC), Jumat (11/8), Departemen Wakaf Islam di Yerusalem memperkirakan bahwa sekitar 50.000 jamaah melakukan shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa.
Pada saaat yang sama pasukan pendudukan dikerahkan di jalan-jalan kota dan sekitar Masjid Al-Aqsa, dan ditempatkan di gerbangnya, menghentikan para jamaah dan memeriksa kartu identitas mereka.
Khatib Jumat Masjid Al-Aqsa, Syekh Muhammad Sarandah menegaskan, tanah Palestina dan Yerusalem adalah tanah ilmu, tanah para ulama dan bukan tanah pertumpahan darah.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Dia juga mengkritik sekolah-sekolah yang mengajarkan kurikulum Israel. Dia bertanya, “Proses pendidikan mana yang meluluskan siswa dengan perbedaan dan menghancurkan identitas siswa terhadap agama, moral, dan tanah airnya? Jalan-jalan dan jalur kita menderita kejahatan, kerusakan, dan dipengaruhi oleh narkoba dan pelanggaran moral.”
“Ratusan orang terbunuh setiap tahun di masyarakat Palestina. Tahun ini, hingga saat ini, jumlah kematian di dalam wilayah Palestina telah mencapai 141,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa sains atau pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari agama dan merupakan bagian dari identitas. Agama juga tidak dapat dipisahkan dari sains apa pun dalam berbagai disiplin ilmunya. (T/R12/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant