Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

6 Hal Yang Perlu Diketahui tentang Bahaya Riba

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - Jumat, 14 Maret 2025 - 18:06 WIB

Jumat, 14 Maret 2025 - 18:06 WIB

18 Views

Ilustrasi

RIBA adalah salah satu perbuatan yang diharamkan dalam Islam karena membawa dampak buruk bagi individu dan masyarakat. Dalam Al-Qur’an dan Hadis, riba disebut sebagai dosa besar yang mendatangkan laknat Allah dan Rasul-Nya. Larangan riba bukan hanya sekadar hukum fikih, tetapi juga memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang merusak keseimbangan dalam kehidupan manusia. Berikut ini adalah pembahasan tentang enam bahaya riba dalam perspektif Islam berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Hadis.

Pertama, Allah Mengumumkan Perang bagi Pelaku Riba. Allah SWT dengan tegas mengancam para pelaku riba dengan perang dari-Nya dan Rasul-Nya. Dalam Surah Al-Baqarah, Allah berfirman,

فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ فَأْذَنُوا۟ بِحَرْبٍۢ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَٰلِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ

“Jika kamu tidak melaksanakannya (meninggalkan riba), maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menzalimi dan tidak (pula) dizalimi.” (Qs. Al-Baqarah: 279)

Ancaman perang dari Allah dan Rasul-Nya menunjukkan betapa besar dosa riba. Tidak ada dosa lain yang disebut dengan ancaman perang seperti ini. Hal ini menunjukkan bahwa riba bukan sekadar transaksi ekonomi, tetapi juga bentuk kezaliman yang merusak tatanan kehidupan.

Baca Juga: Keistimewaan Puasa Enam Hari Bulan Syawal Seperti Berpuasa Setahun

Kedua, Riba Dianggap Sebagai Dosa yang Sangat Berat. Allah SWT menyamakan riba dengan perbuatan memakan harta yang batil dan mengingatkan bahwa mereka yang memakan riba akan dibangkitkan seperti orang yang kerasukan setan.

ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ ٱلرِّبَوٰا۟ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيْطَٰنُ مِنَ ٱلْمَسِّ ۚ

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena tekanan penyakit gila.” (Qs. Al-Baqarah: 275)

Ayat ini menggambarkan bagaimana para pelaku riba akan mengalami kehancuran mental dan spiritual, baik di dunia maupun di akhirat. Kehidupan mereka penuh dengan ketamakan, kegelisahan, dan ketidakberkahan.

Ketiga, Riba Dapat Menghancurkan Keberkahan Harta. Allah SWT menjelaskan bahwa riba tidak akan pernah membawa keberkahan dalam kehidupan, meskipun secara zahir tampak menguntungkan.

Baca Juga: Syawalan di Semarang, Potret Harmoni Budaya dan Peningkatan Ekonomi Rakyat

يَمْحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰا۟ وَيُرْبِى ٱلصَّدَقَٰتِ

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Qs. Al-Baqarah: 276)

Meskipun seseorang memperoleh keuntungan dari riba, sejatinya hartanya tidak memiliki keberkahan. Hartanya dapat lenyap secara tiba-tiba atau digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, sehingga tidak membawa kebahagiaan sejati.

Keempat, Pelaku Riba Dilaknat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat semua pihak yang terlibat dalam transaksi riba, baik yang mengambil, memberi, mencatat, maupun menjadi saksinya.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: “لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

“Dari Jabir RA, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat pemakan riba, pemberi riba, pencatatnya, dan dua saksinya. Beliau bersabda: ‘Mereka semua sama saja (dalam dosa)’.” (HR. Muslim, no. 1598)

Baca Juga: Sungkeman, Tradisi Penuh Makna dalam Momen Idul Fitri

Hadis ini menunjukkan bahwa dosa riba tidak hanya bagi pelakunya, tetapi juga semua orang yang terlibat dalam prosesnya, karena mereka turut mendukung penyebaran kezaliman ekonomi.

Kelima, Riba Menyebabkan Kehancuran Sosial. Salah satu dampak riba adalah menciptakan kesenjangan sosial dan ketidakadilan ekonomi. Orang kaya semakin kaya tanpa usaha yang adil, sementara orang miskin semakin terhimpit.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا أَكَلَ الرِّبَا، فَإِنْ لَمْ يَأْكُلْهُ أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ

“Akan datang suatu zaman di mana semua manusia akan terjerumus ke dalam riba. Jika mereka tidak langsung memakannya, mereka tetap terkena debunya.” (HR. Abu Dawud, no. 3331)

Hadis ini menunjukkan bahwa riba akan menyebar luas dalam masyarakat, bahkan mereka yang ingin menghindarinya pun sulit lepas dari dampaknya.

Baca Juga: Kerasnya Hati Orang Yahudi

Keenam, Pelaku Riba Tidak Akan Selamat di Akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa dosa riba termasuk di antara dosa yang paling berat di sisi Allah SWT.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “الرِّبَا سَبْعُونَ حُوبًا، أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ

“Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Riba memiliki tujuh puluh cabang dosa, yang paling ringan adalah seperti seorang lelaki yang berzina dengan ibunya sendiri.” (HR. Ibnu Majah, no. 2274)

Perumpamaan ini menunjukkan betapa kejinya riba di sisi Allah, sehingga ia disamakan dengan dosa yang paling menjijikkan sekalipun.

Riba bukan hanya sekadar transaksi keuangan yang menguntungkan secara duniawi, tetapi merupakan dosa besar yang membawa kehancuran spiritual, sosial, dan ekonomi. Islam melarang riba dengan sangat tegas karena efek buruknya yang merusak keseimbangan hidup manusia. Oleh karena itu, seorang Muslim harus berusaha menghindari segala bentuk riba dan mencari jalan halal dalam mencari rezeki agar kehidupannya penuh keberkahan.

Baca Juga: Wae Rebo: Desa di Atas Awan dengan Rumah Adat Unik

Dengan memahami bahaya riba dalam perspektif Islam, diharapkan umat Muslim semakin sadar dan berusaha meninggalkan praktik riba serta menggantikannya dengan sistem keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 15 Tips Menjadi Ayah yang Baik: Panduan untuk Ayah Milenial

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Tausiyah
Ekonomi