Tokyo, MINA – Setidaknya 64 orang korban tewas tercatat akibat gempa bumi di Jepang pada Rabu (3/1), dan masih banyak orang terjebak didalam bangunan yang runtuh.
Setidaknya 64 orang dipastikan tewas di provinsi Ishikawa, yang terletak di sepanjang pantai laut di pulau utama Honshu, menurut laporan kantor berita Kyodo News yang berbasis di Tokyo.
Perdana Menteri Kishida Fumio mengatakan, ini adalah “perlombaan melawan waktu untuk menyelamatkan nyawa.”
“Masih banyak yang terjebak di dalam bangunan yang rusak atau roboh. Pemerintah akan melakukan semua yang bisa dilakukan, menempatkan prioritas utama pada penyelamatan nyawa,” kata dia kepada wartawan, menurut lembaga penyiaran publik Jepang NHK.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Puluhan ratusan orang dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Banyak orang terluka di provinsi Ishikawa, Niigata, Fukui, Toyama, dan Gifu.
Banyak daerah yang masih terputus koneksinya karena jalan rusak dan transportasi terhenti karena puing-puing berserakan dan Kementerian Pertahanan sedang mempertimbangkan penggunaan helikopter untuk mengirimkan bantuan.
Badan cuaca negara tersebut memperkirakan akan terjadi hujan hingga Kamis.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Jepang telah mengerahkan sekitar 10.000 tentara untuk operasi pencarian, penyelamatan, dan bantuan.
Jepang Tengah telah dilanda banyak gempa bumi sejak Senin sore dengan kekuatan mencapai 7,6 skala richter, memicu peringatan tsunami, kebakaran besar, dan gelombang setinggi empat kaki.
Peringatan tsunami kemudian dicabut oleh otoritas terkait. Pusat gempa berada di wilayah Noto yang menghadap Laut Jepang. (T/R4)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu