DI ERA digital, layar gawai menjadi jendela yang menghubungkan kita dengan dunia. Dari sana, kita belajar, berkomunikasi, berdakwah, bahkan mencari rezeki. Namun, di balik layar juga tersimpan ujian besar bagi hati seorang muslimah: godaan perhatian, riya, fitnah, hingga lalai dari ibadah.
Karena itu, penting bagi setiap muslimah untuk senantiasa menjaga hati dan tetap menjadikan teknologi sebagai jalan kebaikan, bukan jebakan keburukan.
Berikut 7 tips digital muslimah untuk menjaga hati di balik layar:
- Niatkan Segala Aktivitas Digital untuk Allah
Sebelum menyalakan ponsel atau membuka aplikasi, tanyakan pada diri sendiri: “Untuk apa aku membuka ini?” Jika niatnya untuk kebaikan, belajar, silaturahmi, atau dakwah, maka insyaAllah setiap aktivitas digital bernilai ibadah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari & Muslim). Dengan niat yang lurus, layar tidak akan menjadi jalan dosa, melainkan sarana pahala.
Baca Juga: 7 Peran Muslimah dalam Dakwah di Era Digital
- Jaga Pandangan dan Pilih Konsumsi Digital yang Sehat
Scrolling tanpa batas sering kali menyeret pada konten yang merusak hati: pamer aurat, gaya hidup hedonis, atau berita penuh fitnah. Allah memerintahkan dalam Al-Qur’an, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kehormatannya…” (Qs. An-Nur: 31)
Sebagai muslimah, pilihlah konten yang mendidik, menenangkan hati, dan menambah iman. Jangan biarkan mata terbiasa dengan yang haram, karena dari mata turun ke hati.
- Filter Pergaulan Virtual
Teman di dunia maya tidak semuanya membawa kebaikan. Ada yang bisa mendekatkan pada Allah, ada pula yang justru menyeret pada kelalaian. Rasulullah SAW mengingatkan, “Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi). Karena itu, pilihlah circle digital yang positif: komunitas muslimah, forum ilmu, atau grup dakwah yang saling menguatkan dalam iman.
- Bijak dalam Berbagi dan Menjaga Privasi
Tidak semua yang kita alami perlu dibagikan ke media sosial. Terkadang, pamer kebahagiaan justru mengundang iri, sedangkan pamer kesedihan bisa menjadi aib sendiri. Rasulullah SAW mengajarkan, “Mintalah pertolongan untuk tercapainya hajat-hajat kalian dengan merahasiakannya.” (HR. Thabrani). Jaga privasi, batasi unggahan, dan pastikan setiap postingan membawa manfaat, bukan sekadar mencari perhatian.
Baca Juga: Muslimah Cerdas di Akhir Zaman
- Kurangi Waktu Layar, Perbanyak Waktu Bersama Allah
Gawai sering membuat kita lalai: duduk berjam-jam, lupa shalat tepat waktu, hingga kehilangan momen bersama keluarga. Padahal Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Qs. Al-Munafiqun: 9)
Atur waktu dengan bijak: jadwalkan screen time, sisihkan waktu khusus untuk tilawah, dzikir, atau menulis jurnal syukur.
- Gunakan Media Sosial sebagai Ladang Dakwah
Media sosial adalah mimbar terbesar hari ini. Gunakanlah untuk menebar kebaikan: berbagi ayat, hadis, nasihat singkat, atau sekadar menyebarkan senyum melalui kata-kata. Jangan takut kecil, karena satu postingan bisa mengubah hati seseorang. Rasulullah SAW bersabda: “Sampaikanlah dariku walau satu ayat.” (HR. Bukhari). Dengan niat dakwah, aktivitas digital menjadi amal jariyah yang terus mengalir.
- Jaga Hati dari Riya dan Lomba Eksistensi
Godaan terbesar di media sosial adalah ingin dilihat, dipuji, dan diakui. Inilah yang harus diwaspadai, karena riya bisa menghapus pahala. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.” Sahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.” (HR. Ahmad).
Baca Juga: Batasan dalam Islam, Menjaga Iman, Bukan Sekadar Nyaman
Karena itu, sebelum mengunggah sesuatu, tanyakan: “Apakah ini untuk Allah atau hanya untuk pujian manusia?” Jika hati jujur pada Allah, insyaAllah layar tidak akan menodai iman.
Layar hanyalah alat, tapi hati adalah kendali. Menjadi muslimah digital bukan sekadar aktif di dunia maya, tetapi bagaimana tetap menjaga iman, adab, dan tujuan hidup di era penuh fitnah. Dengan niat yang lurus, pandangan yang terjaga, circle yang sehat, dan hati yang ikhlas, insyaAllah setiap ketukan jari di balik layar bisa menjadi jalan menuju surga.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimah Tangguh di Tengah Fitnah Akhir Zaman: Menjaga Iman, Hijab, dan Kehormatan