Presidium AWG: Delapan Aspek Penting Pemuda Dalam Membela Masjid Al-Aqsa

Presidium Aqsa Working Group, Rustam Effendi saat menyampaikan tausiahnya pada Tabligh Akbar 1444 H di Masjid AN-Nubuwwah Komplek Ponpes Shuffah HIzbullah dan Madrasah Al-Fatah Al-Muhajirun, Natar, Lampung Selatan. (Foto: Dok. Panitia)

Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Ada delapan aspek penting yang menjadi tanggung jawab Syubban (pemuda) dalam membela masjid Al-Aqsa. Demikian disampaikan presidium (AWG), pada Tabligh Akbar yang digelar Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah di Masjid An-Nubuwwah, Lampung Selatan, Sabtu, (11/3) malam.

Aspek pertama menurut Rustam, menjaga jati diri sebagai seorang Muslim. Pemuda adalah aset terpenting dalam sebuah Negara, bangsa dan Agama. Karena pemuda bukan hanya sekedar harapan generasi, namun juga bibit-bibit yang akan meneruskan peradaban hingga datangnya akhir zaman.

“Jika dilihat pada kenyataan pemuda saat ini, pemuda Muslim mulai kehilangan spirit berjuang, spirit belajar, padahal disadari atau tidak (secara otomatis) pemudalah yang akan meneruskan perjuangan Islam kedepannya sebagai jati diri seorang Muslim,” ujarnya.

Aspek berikutnya menurut Rustam, pemuda harus peduli terhadap persoalan umat. Barang siapa yang tidak menaruh perhatian pada persoalan kaum muslimin, sesunguhnya dia bukanlah bagian dari kaum muslimin itu sendiri.

Selanjutnya aspek ketiga, pemuda harus memiliki kepedulian terhadap Al-Aqsa. Memiliki kepedulian mengenai isu palestina adalah hal yang paling utama yang harus dilakukan oleh seluruh kaum muslimin.

“Karena dari rasa kepedulian ini terciptalah aksi-aksi yang lebih kongkrit. Jika Syubban bersikap apatis dan tidak peduli dengan apa yang saat ini terjadi di Palestina, maka ia juga tidak akan merasa memiliki rasa tanggung jawab apapun dalam perjuangan ini,” katanya.

Lalu aspek keempat lanjut Rustam, pemuda harus memperbanyak literasi (bacaan dan tulisan) mengenai Al-Aqsha dan Palestina. Hal saat ini yang tidak kalah penting adalah memperbanyak literasi mengenai Al-Aqsa dan sejarah Konflik Palestina Israel.

“Saat ini banyak yang tidak mengetahui dan memahami apa yang sebenarnya terjadi di Palestina, yang akhirnya mereka justru memberikan dukungan kepada Israel. Untuk itu mari kita perbanyak Literasi, agar perjuangan kita membela Al-Aqsa dan Palestina betul-betul memiliki ruh Muthariqo (semangat membara),” ungkapnya.

Aspek kelima, pemuda juga harus memperbanyak doa untuk Palestina. Terkadang kita sering kali meremehkan do’a karena dirasa cukup mudah dan siapapun dapat melakukannya, tapi justru doa adalah senjata tajam yang dapat menciptakan kekutan besar.

“Para nabi dan rasul senantiasa berdoa untuk memohon pertolongan Alloh menghadapi para musuh, dan doa inilah yang menjadi sebab utama kemenangan mereka,” katanya sambil mengutip firman Allah QS. Al-Anbiya:90.

“Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.”

Aspek keenam, pemuda harus aktif dalam aksi. Untuk menjaga semangat dan giroh membebaskan Masjid Al-Aqsha dan Palestina agar tetap terjaga dan dapat memotivasi diri agar selalu memikirkan apa yang dilakukan untuk Palestina dan Al Aqsa yakni dengan cara aktif dalam aksi-aksi solidaritas untuk Palestina seperti mengikuti dialog, Seminar, melalukan kampanye serta seruan-seruan dalam kegiatan Bulan Solidaritas Palestian (BSP) dll.

Kemudian aspek ketujuh, pemuda pun harus aktif memberikan donasi untuk rakyat Palestina. Pendudukan Israel memberikan dampak luar biasa bagi kehidupan rakyat Palestina terutama pada bidang ekonomi. Serangan yang sering dilakukan Israel menghancurkan bangunan-bangunan seperti rumah, gedung-gedung, perkantoran, pasar, pabrik ataupun perkebunan, serangan itu juga menimbulkan banyak korban luka dan syahid.

“Blokade yang mereka lakukan di Jalur Gaza mengakibatkan wilayah itu mengalami krisis air bersih, pangan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan. Mereka membutuhkan bantuan baik dalam bentuk finansial maupun logistik dan obat-obatan. Maka dengan berdonasi kita dapat membantu mereka dalam upaya membebaskannya dari cengkram zionis dan mengembalikan Masjid Al-Aqha ke pangkuan kaum muslimin,” paparnya.

Terakhir aspek yang disampaikannya, pemuda melakukan boikot terhadap produk-produk Israel. Hentikan membeli produk mereka dan segera beralih membeli produk lokal atau dari produsen muslim.

“Yakin dengan pertolongan Allah Ta’ala bahwa kebaikan akan mengalahkan keburukan, walau pun jelas memerlukan pengorbanan dan usaha tak kenal lelah dari kita,” katanya. (L/imd/B03/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.