Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

8 Kunci Menjaga Ketenangan di Tengah Krisis

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 6 detik yang lalu

6 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

DI TENGAH badai persoalan hidup, manusia sering kali merasa seolah dunianya runtuh. Pikiran berputar tanpa henti, napas terasa sempit, tubuh kehilangan tenaga. Padahal, ketenangan adalah fondasi utama agar kita mampu membuat keputusan yang tepat dan menjaga kesehatan mental. Berikut delapan kunci sederhana namun sangat kuat untuk menjaga ketenangan ketika hidup terasa penuh guncangan.

1. Tarik Napas Dalam, Lakukan Perlahan

Saat panik, tubuh otomatis meningkatkan detak jantung dan napas menjadi cepat. Teknik pernapasan dalam mampu memutus siklus stres itu. Tarik napas perlahan empat detik, tahan empat detik, hembuskan empat detik. Ulangi beberapa kali. Cara ini terbukti menurunkan hormon kortisol dan mengembalikan sinyal “aman” di otak. Sesederhana itu, namun sangat efektif.

2. Batasi Paparan Informasi Negatif

Di era digital, berita buruk datang tanpa henti. Ketika krisis menghampiri, batasi konsumsi informasi yang tidak perlu, termasuk gosip, komentar negatif, dan berita yang belum jelas. Otak yang terus dijejali hal buruk akan memperkuat kecemasan. Pilih sumber informasi terpercaya dan atur waktu khusus untuk mengaksesnya.

3. Berpijak pada Realitas, Bukan Ketakutan

Krisis sering memperbesar ketakutan hingga melampaui kenyataan. Cobalah berhenti sejenak, tanyakan pada diri sendiri: Apa fakta yang benar terjadi? Apa yang hanya ketakutan dalam pikiranku? Memisahkan fakta dan asumsi membantu otak kembali jernih dan mengurangi beban emosional.

Baca Juga: Ketika Badan Sakit, Jiwa Ikut Lelah

4. Kendalikan Hal yang Bisa Dikendalikan

Fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali diri, seperti sikap, tindakan kecil, dan respons kita terhadap situasi. Ketika seseorang berusaha mengendalikan hal di luar jangkauan, kecemasan akan meningkat. Namun ketika kita fokus pada langkah kecil yang bisa dilakukan—meski sederhana—otak akan merasa lebih aman karena memiliki arah yang jelas.

5. Menjaga Koneksi dengan Orang Terpercaya

Di masa sulit, tubuh dan emosi membutuhkan tempat bersandar. Bercerita kepada sahabat, keluarga, atau seseorang yang mampu mendengarkan tanpa menghakimi dapat menurunkan ketegangan mental. Koneksi sosial bukan sekadar pelipur lara, tetapi kebutuhan biologis manusia untuk merasa dicintai dan tidak sendirian.

6. Rawat Tubuh demi Menenangkan Pikiran

Pikiran, emosi, dan tubuh adalah satu sistem. Tidur cukup, mengurangi kafein, makan makanan bergizi, dan bergerak ringan seperti jalan santai dapat membantu otak memproduksi hormon ketenangan. Jangan remehkan hal-hal mendasar ini; justru inilah penopang terbesar ketenangan batin.

7. Biasakan Mindfulness dan Syukur Harian

Mindfulness membantu kita menghadirkan diri pada momen sekarang tanpa larut pada penyesalan masa lalu atau kekhawatiran masa depan. Sementara syukur harian, meski sesederhana mencatat tiga hal kecil yang berjalan baik, membuat otak lebih terlatih melihat sisi terang di tengah gelapnya keadaan.

Baca Juga: Siaga Cuaca Ekstrem, Ini 10 Langkah Cerdas Lindungi Diri dan Keluarga

8. Percaya Bahwa Semua Krisis Bersifat Sementara

Setiap badai pasti berlalu. Krisis mungkin menggoncang hidup, tetapi ia tidak selamanya menetap. Meyakini bahwa masa sulit adalah fase sementara membuat kita lebih ringan dalam menjalani hari. Keyakinan ini menumbuhkan harapan, dan harapan adalah bahan bakar terkuat untuk bertahan.

Menjaga ketenangan di tengah krisis bukan berarti kita tidak boleh takut atau sedih. Ketenangan adalah kemampuan untuk tetap jernih meski hati sedang guncang. Dengan delapan kunci di atas, kita belajar bahwa ketenangan bukan hadiah, tetapi keterampilan yang bisa dilatih. Pelan-pelan, satu langkah setiap hari, hingga kita menemukan kembali ruang teduh dalam diri sendiri. Semoga artikel ini menjadi pelipur dan penuntun bagi siapa pun yang sedang berjuang melewati masa sulit.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Seni Berhenti Membandingkan Hidup

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
MINA Edu
MINA Preneur
MINA Preneur
Palestina
MINA Edu