Phnom Penh, MINA – Sebanyak 86 Warga Negara Indonesia (WNI) ditangkap oleh aparat Kamboja setelah berusaha meloloskan diri dari lokasi dugaan sindikat penipuan daring (online scam) di Provinsi Sihanoukville.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh membenarkan bahwa puluhan WNI tersebut merupakan korban eksploitasi kerja yang dipaksa terlibat dalam kegiatan kejahatan siber lintas negara.
“Sebagian besar dari mereka mengaku bekerja di bawah tekanan dan tidak diperbolehkan keluar dari kompleks perusahaan,” demikian keterangan KBRI, Senin (20/10).
Menurut laporan awal, para WNI tersebut nekat meloloskan diri setelah tidak tahan dengan kondisi kerja yang tidak manusiawi. Namun, upaya mereka berujung pada penangkapan massal oleh kepolisian setempat yang sedang melakukan patroli di wilayah tersebut.
Baca Juga: Badai Tropis Fengshen Terjang Filipina, 8 Tewas dan Ribuan Mengungsi
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan telah berkoordinasi dengan otoritas Kamboja untuk memastikan perlindungan hukum dan pemulangan para WNI. Tim perlindungan WNI dari KBRI Phnom Penh juga telah diterjunkan ke lokasi penahanan untuk melakukan verifikasi identitas dan pendampingan hukum.
“Kami berkomitmen memberikan bantuan maksimal kepada seluruh WNI yang menjadi korban perdagangan orang dan eksploitasi di luar negeri,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha.
Kasus ini menambah panjang daftar korban WNI yang terjebak dalam praktik penipuan daring di Asia Tenggara. Sihanoukville sendiri dikenal sebagai salah satu pusat operasi sindikat scamming yang melibatkan warga dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Filipina, dan Vietnam.
Sementara itu, beberapa WNI yang berhasil dihubungi menyampaikan harapan agar mereka segera dapat dipulangkan ke tanah air.
Baca Juga: Trump: Kelanjutan Gencatan Senjata di Gaza Tergantung Perkembangan Lapangan dan Situasi Politik
“Kami hanya ingin pulang. Kami sudah tidak kuat,” ujar salah satu korban dalam pesan singkat kepada pihak KBRI.
Kasus ini kembali menjadi peringatan bagi masyarakat agar berhati-hati terhadap tawaran pekerjaan luar negeri yang tidak jelas asal-usulnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman akan Kirim Personel Militer untuk Pantau Gencatan Senjata Gaza