Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

9 Iblis Penggoda Manusia

Bahron Ansori - Sabtu, 6 Agustus 2016 - 09:24 WIB

Sabtu, 6 Agustus 2016 - 09:24 WIB

1039 Views

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

Makhluk Allah di jagat raya ini tidak hanya manusia. Ada iblis yang kerja utamanya menggoda dan menjerumuskan manusia dalam lembah terhina. Sebagai Muslim, sudah seharusnya mengetahui dan mengenal siapa saja Iblis dan spesialisasinya dalam menggoda serta menjerumuskan manusia. Tujuannya tentu agar setiap Muslim selalu memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari tipu daya dan godaan iblis.

Para ulama berbeda pendapat dalam hal cara Iblis menyesatkan manusia. Untuk menyesatkan manusia, para Iblis pun harus profesional agar mereka berhasil menyesatkan manusia. Iblis mempunyai spesifikasi keahlian tersendiri sesuai dalam bidangnya. Yang ahli menggoda orang shalat tugasnya hanya menggoda orang shalat, yang ahli mengufurkan orang yang beriman tugasnya hanya mengufurkan dengan berbagai tipu daya dan propaganda yang menyesatkan, begitu seterusnya.

Mengenai hal ini ada keterangan yang bersumber dari Umar bin Khatab ra bahwa keturunan Iblis yang mempunyai tugas menggoda dan menjerumuskan manusia (ke lembah kesesatan) itu ada Sembilan antara lain sebagai berikut.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

Pertama, Iblis Zailatun. Iblis ini bertugas untuk menjerumuskan para pedagang di pasar agar berdusta, mau me­ngurangi timbangan, membuat onar diantara para pedagang, dan melakukan bujuk rayu kepada para pedagang agar melakukan pe­nyimpangan dan kecurangan dalam akad jual beli, dengan diiming-imingi agar cepat kaya.

Ajakan Iblis diatas itu jelas bertentangan dengan syari’ah, merusak ekonomi umat, menanamkan mental binatang yang segala cara dalam meraih kesuksesan, serta me­numbuhkan jiwa egoistisme dan material­isme yang membabi-buta. Kalau ini sudah ditanamkan oleh Iblis, maka dengan sendiri­nya orang itu akan senang-berenang dalam lumpur kemaksiatan dan kedurhakaan.

Karena itu, ada ancaman berat bagi siapa saja yang mengikuti ajakan Iblis Zailatun untuk melakukan kecurangan dalam jual beli. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pemah bersabda:

ثَلاَثَةُلاَيَنْظُرُاللهُ اِلَيْهِِِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِوَلاَ يُزكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْم

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

“Ada tiga orang dimana Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat (tidak memberikan rahmat), tidak membersihkan dosa mereka, dan mereka (juga) akan mendapat siksaan yang amat pedih.” Abu Dzar ra berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan (hal tersebut) sampai tiga kali “Aku berkata, “Mereka akan menyesal dan merugi, siapa mereka itu Ya Rasulullah?” Lalu beliau bersabda, “Orang yang menurunkan kain­nya (hingga menutupi kedua mata kakinya),  orang yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya, dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim)

Larangan untuk melakukan kecurangan dalam jual beli juga disebutkan dalam Al­ Quran

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka mengurangi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan.” (Qs. Al-Muthaffifiin: 1-6)

Cara Iblis Zailatun menjerumuskan para pedagang adalah dengan menakut-nakuti kebangkrutan jika berbuat jujur dalam berdagang, dan mengiming-imingi akan cepat kaya, cepat berhasil dan sukses jika mau berbuat curang dalam berdagang. jika orang yang berdagang itu lemah imannya, ambi­sius dan materialistis tentu ia akan mudah terjebak dalam bujuk rayu Iblis Zailatun. Akhimya ia akan menjadi pengikut setia Iblius Zailatun.

Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

Kedua, Iblis Wawatsin. Iblis Wawatsin dalah Iblis yang bertugas menggoda dan menjerumuskan orang yang beriman agar selalu menggerutu, tidak sabar dan tidak ikhlas setiap kali menerima musi­bah, atau cobaan dari Allah Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya wanita-wanita yang merintih (lantaran menerima musibah) ini akan dijadikan kelak di hari kiamat dua barisan dalam neraka jahannam, satu barisan berada disebelah kanan penduduk neraka dan satu barisan lagi berada disebelah kiri, akhirnya mereka menggonggong kepada penduduk ahli neraka, sebagai­mana layaknya anjing-anjing yang menggonggong.” (HR. Ath-Thabrani).

Padahal orang yang meratapi musibah dengan menggerutu sampai merobek-robek pakaiannya adalah dosa. Tindakan seperti ini merupakan cermin dari ketidak-ikhlasan atas takdir Allah, sepertinya ia menyalahkan Allah, yang menghilangkan kesenangan dirinya, padahal semua apa yang ada di alam ini telah ditentukan oleh Allah masanya atau kehancurannya. Oleh karena itu, syari’ah memerintahkan untuk bersabar dan ikhlas setiap kali menerima cobaan dan mu­sibah dari Allah Ta’ala, sebab setiap musibah itu ada hikmah yang terkandung didalam­nya. Allah mengancam akan menyiksa terhadap orang yang tidak bersabar dalam menerima musibah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Tidak termasuk umat kami yang sempurna orang yang menampari pipinya sendiri (ketika menerima musibah), merobek-robek leher bajunya sendiri dan meratapi mayat, sebagaimana kebiasaan orang-orang jahiliyah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah diantara ancaman siksa bagi orang yang mengikuti Iblis Wawatsin. Se­hingga ia selalu menggerutu setiap kali menerima musibah. Iblis ini dalam menjerumus­kan orang yang beriman ke dalam jurang kemaksiatan dan kekufuran adalah dengan menanamkan rasa ketidakpuasan terhadap takdir Allah, mempengaruhi jiwanya agar memberontak ketika menerima musibah, membakar emosinya dan menghilangkan sifat sabarnya.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat

Ketiga, Iblis Akwan. lblis ini bertugas menyesatkan dan mem­pengaruhi para remaja dan pimpinan umat supaya selalu berbuat dzalim, menjauhi hal-­hal yang makruf, menanamkan kesenangan berbuat munkar dan maksiat. Cara yang digunakan oleh Iblis Akwan da­lam menjerumuskan remaja yang beriman ke dalam lembah kemaksiatan adalah bermacam-macam. Perbuatan yang jelas mun­karnya itu dikemas dengan baik sehingga tidak terkesan sebagai perbuatan maksiat, hal ini dilakukan-oleh Iblis Akwan untuk menarik simpati dari remaja beriman agar mau melakukannya.

Termasuk memper­halus istilah-istilah yang berbau maksiat dan munkar, ini dilakukan untuk menghilang­kan kesan maksiat, dengan demikian remaja akan mudah dibujuk dan dirayu untuk di­jebloskan ke dalam dunia sesat yang jauh dari tuntunan agama. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya, “… tetapi setan (Iblis) menjadikan umat-umat itu memandang baik perbutan meeka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka adzab yang sangat pedih. (Qs. An-Nahl 16:63)

Dalam menyesatkan para pemimpm umat, Iblis Akwan selalu mendorong para pemim­pin itu untuk berbuat dzalim, merampas hak rakyat, bertindak sewenang-wenang, korupsi, manipulasi, serta Iblis Akwan juga mena­namkan rasa ketakutan dihati para pemimpin akan kemiskinan jika mereka tidak mau berbuat dzalim, curang dalam bertindak, mumpung masih berkuasa agar kekuasaan­nya itu digunakan sebaik mungkin untuk berbuat munkar dan maksiat, baik teihadap rakyatnya maupun terhadap Allah.

Keempat, Iblis Hafaf. Iblis ini bertugas menyesatkan dan menje­rumuskan kaum Muslimin ke lembah nista yang berlumur dosa dengan cara melakukan tipu daya dan bujukan agar kaum muslimin meminum khamer. Sebab jika seseorang sudah minum khamer dan mabuk, maka segala bentuk kemung­karan yang lain dengan mudah ia laksana­kan. Seperti berzina, membunuh, berbuat aniaya, mencuri dan segala kemungkaran yang lain.

Baca Juga: Enam Langkah Menjadi Pribadi yang Dirindukan

Karena tingkah laku orang yang sedang mabuk itu tidak dapat dikendalikan oleh otaknya, jiwanya dan perasaannya sudah dikuasai oleh Iblis. Karena itu, ia mudah dibimbing oleh Iblis guna dijeblos­kan ke dalam kemaksiatan dan kekufuran. Banyak sekali orang yang tadinya tidak berani membunuh, merampok dan berzina, akan tetapi setelah ia menenggak khamer dan mabuk, maka segala bentuk kemak­siatan di atas itu dapat dilakukannya dengan mudah, sepertinya tidak ada beban baginya.

Agar tidak mudah tertipu oleh bujuk rayu Iblis Hafaf, Allah telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak meminum kha­mer, karena khamer adalah identik dengan setan. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (memi­num) khamer, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-­perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Qs. Al-Maidah 5:90)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, melaknati sepuluh orang karena khamer, yaitu; 1. Orangyang memeras bahan khamer, 2. Orang yang minta diperaskan bahan khamer untuk diminumkan kepada orang lain, 3. Orang yang minum khamer, 4. Orang yang membawa khamer, 5. Orang yang dituju untuk dibawakan khamer kepadanya, 6. Orang yang menuangkan khamer ke gelas atau lainnya, 7, Orang yang menjual khamer, 8. Orang yang memakan harta hasil penjualan khamer, 9. Orang yang membeli khamer, 10. Orang yang dibelikan khamer.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kelima, Iblis Wamurah. Iblis Wamurah ini bertugas menjerumus­kan para penyanyi agar mendendangkan lagu yang penuh maksiat, mengajak berbuat munkar, serta lagu-lagu yang bersyair ke­bebasan tanpa etika. Juga menjerumuskan para penyanyi agar berpenampilan seronok, yang dapat mengundang luapan nafsu dan maksiat. Dengan demikian orang akan mudah digiring untuk dijebloskan dalam dunia munkar dan maksiat.

Baca Juga: BSP 2024, Solidaritas dan Penghormatan Bagi Pahlawan di Tengah Genosida

Nyanyian dan biduanitanya itu termasuk salah satu alat Iblis yang paling ampuh untuk menjerumuskan orang ke dalam jurang kesesatan yang penuh dengan lumuran dosa. Banyak sudah orang yang melakukan kemaksiatan karena terpengaruh oleh syair lagu-lagu maksiat, atau dikarenakan men­contoh tingkah laku artis yang diidolakan yang senang berbuat munkar, bergaul bebas dan akhlaknya yang buruk.

Keenam, Iblis Laqwas. Iblis Laqwas adalah Iblis yang bertugas mempengaruhi manusia agar tetap kafir, tetap musyrik dan tetap menyembah ber­hala atau sesembahan lainnya selain Allah. Sudah banyak orang yang disesatkan oleh Iblis Laqwas, terkadang ia mengganti ben­tuknya seperti seorang syekh lalu memberi­kan pelajaran atau tuntunan yang meng­arah kepada kemusyrikan dan pemurtadan dengan berbagai dalih serta promosi yang mengikat, sehingga banyak orang yang le­mah imannya keluar dari jalur Islam karena mengikuti saran Iblis Laqwas, hanya demi mendapatkan sesuap nasi, jabatan, kedu­dukan, pekerjaan, fasilitas, bahkan ada yang rela melepaskan keimanannya demi sang kekasih.

Orang yang menyembah selain Allah, berarti dirinya menjadikan Iblis sebagai pelindung­nya, yang harus diikuti tingkah lakunya. Mereka tidak sadar kalau dirinya telah di­sesatkan oleh Iblis untuk dijerumuskan ke dalam jurang kekufuran. Sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya,

Sesungguhnya mereka menjadikan seran-setan pelin­dung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. (Qs. Al-A’raf 7:30)

Baca Juga: Catatan 107 Tahun Balfour dan Setahun Perjuangan Thufanul Aqsa

Di dalam ayat yang lain Allah Ta’ala telah memperingatkan kepada umat manusia agar tidak mudah ditipu oleh setan maupun Iblis, sebab makhluk jahat ini dalam menyesatkan dan mengufurkan manusia menggunakan bujuk rayu dan tipu muslihat yang sangat memikat, maka tidak heran bila banyak orang yang lemah imannya menjadi korban tipu muslihatnya. Allah berfirman, “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga. (Qs. Al-A’raf 7:27).

Ketujuh, Iblis A’war. Iblis ini bertugas untuk mempengaruhi dan menggoda laki-laki dan wanita untuk melakukan perbuatan zina, atau melakukan perbuatan maksiat lainnya. Iblis A’war menggunakan “Pandangan Mata” sebagai cara yang paling ampuh untuk mem­bakar nafsu kaum lelaki dan wanita untuk berbuat maksiat.

Mujahid berkata, “Ketika wanita itu meng­hadap, maka Iblis duduk di kepalanya untuk menghiasi wajah wanita tersebut agar tampak menarik bagi orang yang melihatnya, dan jika wanita itu berpaling ke belakang, maka Iblis duduk di pantatnya untuk meng­hiasi pantat tersebut agar tampak menarik bagi orang yang melihatnya.”

Apa yang dikatakan oleh Mujahid diatas itu memang benar, sebab umumnya lelaki bila melihat wanita ketika berhadapan, maka yang pertama kali diperhatikan adalah wajahnya, sedangkan ketika melihat wanita yang berjalan didepannya, maka yang pertama kali diperhatikan adalah pantatnya, karena itu memang tempatnya Iblis.

Baca Juga: Memaknai Iqra

Nabi Yahya as pernah ditanya, “Apa yang menjadi penyebab perzinaan?” Nabi Yahya as menjawab, “Yang menjadi penyebabnya adalah memandang wanita, lalu timbul dalam hati keinginan untuk berzina dengan­nya. Zina mata itu termasuk dosa kecil, dan hal ini dapat mendekat­kan pada perbuatan dosa besar, yaitu zina farji. Oleh karena itu, barangsiapa yang tidak mampu menundukkan pandangannya, maka niscaya ia tidak akan mampu menjaga farjinya.” Demikian jawaban Nabi Yahya as ­terhadap penanya tadi.

Nabi Isa as pernah berkata, Takutlah kamu memandang (wanita), karena sesungguh­nya memandang itu dapat menumbuhkan syahwat didalam hati, dan ini sudah cukup mendatangkan fitnah.

Berkatalah Sa’ad bin Jubair ra, “Sesungguh­nya fitnah yang menimpa Nabi Daud as adalah dari memandang (wanita).

Dan masih banyak orang laki-laki maupun wanita yang berbuat zina yang diawali dari kebiasaan memandang lawan jenisnya yang bukan muhrimnya. Karena memandang merupakan panah Iblis yang sangat ampuh untuk menjerumuskan laki-laki dan wanita ke dalam perbuatan nista yang penuh dengan dosa. Sekarang tidak sedikit orang yang men­jadi budak Iblis A’war karena ingin melampiaskan nafsunya. Semoga kita dijauhkan oleh Allah dari godaan lblis ini.

Baca Juga: Pemberantasan Miras, Tanggung Jawab Bersama

Kedelapan, Iblis Al-Wasnan. Banyak orang terjerumus menjadi ahli mak­siat, bahkan dirinya sampai rela menanggal­kan akidahnya yang disebabkan oleh malas beribadah. Malas beribadah itu menunjuk­kan lemah keimanannya, bahkan keimanan­nya bisa sebagai lipstik belaka, sebagai pe­manis bibir saja, buktinya ia mengaku ber­iman tetapi tidak mau beribadah, bahkan perintah agama ia tentang, larangannya ia terjang.

Orang-orang seperti inilah yang setia menjadi pengikut Iblis Al-Wasnan, yang malas beribadah tetapi senang bermaksiat. Al-Qur’an telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak mengikuti langkah-­langkah Iblis, sebab Iblis itu menyesatkan, menyauhkan orang agar tidak beribadah ke­pada Allah Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran surat Al-An’am 142, “Dan janganlah kamu mmglkuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (Qs. Al An’am 6:142)

Kesembilan, Iblis Dasim. Iblis yang satu ini bertugas untuk mempe­ngaruhi, menggoda dan mendorong suami istri untuk melakukan penyelewengan. Dengan terjadinya penyelewengan, maka sudah barang tentu rumah tangganya akan menjadi berantakan, tidak harmonis, jauh dari kebahagiaan yang pada akhirnya terjadi perceraian. Inilah yang diingin­kan oleh Iblis Dasim.

Dengan terjadinya perceraian, maka orang akan mudah untuk digiring berbuat munkar dan maksiat, meskipun tidak sedikit orang yang tidak menikah juga tenggelam dalam dunia maksiat. Setidak-tidaknya orang yang sudah bercerai itu dapat dimanfaatkan oleh Iblis untuk dijerumuskan dalam perbuatan nista, seperti zina dan perbuatan munkar lainnya, karena ia sudah tidak mempunyai tempat untuk menyalurkan kebutuhan bio­logisnya secara halal.

Baca Juga: Mengembangkan Sumber Pangan Lokal Berbasis Komunitas

Karena diantara tujuan pernikahan adalah untuk menundukkan pandangan mata, menyalurkan kebutuhan biologis secara halal, untuk memperoleh keturunan, disamping menjalankan Sun­nah Rasulullah. Oleh karena itu, Iblis sangat membenci ter­hadap keluarga yang rukun, damai dan sejahtera. Sebab kondisi keluarga seperti ini akan mendapat limpahan rahmat dan ber­kah dari Allah Ta’ala.

Itulah nama-nama Iblis yang dikatakan oleh Umar bin Khathab. Semoga Allah selalu menjaga kita dari godaan setan terkutuk sehingga kita kembali kepada Allah benar-benar dalam keadaan tanpa menyekutukan-Nya sedikitpun. Wallahua’lam.(R02/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Kolom
Ilustrasi sedekah.(Sumber: Is)
MINA Preneur
Tausiyah
Tausiyah