Bandung, MINA – Pemerintah Indonesia dan Australia pada Rabu (13/3) menggelar, Dialog Lintas Agama dan Budaya di Hotel de Paviljoen Bandung, untuk meningkatkan hubungan baik antar-negara.
Dari fihak Indonesia, tampil Dr Pradana Boy (Wakil staff khusus presiden untuk isu keagamaan), Dr Ahmad Munjid (peneliti senior Center for Security and Peace Studies UGM) dan Dr Saefudin Syafii (Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama), demikian rilis VIVA yang diterima MINA.
Sedangkan, pembicara dari Australia adalah Pendeta Samuel Green (Ketua bidang hubungan lintas agama pada gereja Anglikan Australia), Umesh Chandra (Tokoh Hindu) dan Elizabeth Vaag (Biarawati).
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Cecep Herawan, mengatakan dialog jilid pertama ini terbentuk sebagai tindak lanjut saling kunjung kedua kepala negara pada 2018 lalu.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Kedua negara sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tahap kemitraan komprehensif dan strategis.
Cecep mengatakan, dalam kemitraan tersebut, dialog lintas agama menjadi salah satu bidang yang disepakati.
Sementara itu, Duta Besar Australia Gary Quinlan menuturkan, dari dialog ini kedua negara bisa saling belajar pengalaman dan praktik-praktik terbaik, Dalam menjalankan harmonisasi keberagaman di masing-masing negara.
“Masyarakat Australia menjunjung tinggi nilai persatuan, kemajemukan dan menyadari bahwa pengakuan dan penghargaan terhadap keyakinan dan budaya yang berbeda-beda justru memperkuat masyarakat bukan memperlemah,” kata Quinlan. (R/Gun/P1)
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren
Mi’raj News Agency (MINA)