Beirut, MINA – Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA) mengatakan, lebih dari separuh penduduk Lebanon hidup dalam kemiskinan).
Menurut data yang dikumpulkan pada Mei 2020, lebih dari 55 persen populasi Lebanon terjebak dalam kemiskinan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Sekitar 2,7 juta dari 6 juta penduduk Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan, bertahan hidup dengan kurang dari 14 dollar per hari, sedangkan kemiskinan meningkat hampir tiga kali lipat dalam 12 bulan terakhir, meningkat dari delapan menjadi 23 persen dari populasi negara itu. MEMO melaporkan, Kamis (20/8).
Krisis ekonomi dan politik negara Mediterania itu menyebabkan tingkat kemiskinan meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir, bahkan sebelum dimulainya pandemi virus Corona atau ledakan di Beirut.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Menurut perkiraan, tingkat kemiskinan kemungkinan akan terus meningkat pasca ledakan Beirut baru-baru ini, yang menewaskan dan melukai banyak korban serta membuat sekitar 300.000 penduduk Beirut kehilangan tempat tinggal.
OCHA, badan kemanusiaan PBB, menjelaskan bahwa lebih dari 70.000 orang Lebanon telah kehilangan pekerjaan dan pemotongan gaji pasca ledakan tersebut yang berimplikasi langsung terhadap lebih dari 12.000 rumah tangga.
Menurut laporan ESCWA, kelas menengah Lebanon yang pernah berkembang telah menghadapi erosi yang signifikan dan sekarang berjumlah kurang dari 40 persen dari populasi, sedangkan kelompok yang makmur, sekarang hanya terdiri dari lima persen penduduk Lebanon.
Berdasarkan angka-angka ini, laporan PBB memperingatkan bahwa banyak penduduk Lebanon akan berusaha meninggalkan negara tersebut untuk mencari kesempatan yang lebih baik di luar negeri dalam waktu dekat.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Namun, ekonom senior ESCWA Khalid Abu-Ismail mengatakan, ada banyak solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan di Lebanon, seperti kontribusi dana solidaritas dari penduduk yang mampu di Lebanon untuk membayar jaring pengaman sosial nasional yang dapat memberantas kemiskinan ekstrem di negara itu.
Selain itu, ia menambahkan, donasi internasional pasca ledakan di pelabuhan Beirut, yang berfokus pada kesehatan dan ketahanan pangan serta jaring pengaman sosial diperlukan segera mungkin untuk mengurangi efek dari berbagai krisis Lebanon, termasuk krisis kemiskinan. (T/SR/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama