Aat: Jika Menang, Prabowo Jadikan RI Kian Berkibar 

Wartawan Senior Aat Surya Safaat tengah menyampaikan presentasi pada seminar dengan tema "Prediksi kebijakan Presiden RI periode 2019-2024 dari perspektif komunikasi dan bahasa". Seminar nasional itu berlangsung di Kampus Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Jakarta, Jumat (29/03/2019).(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Wartawan Senior Aat Surya Safaat menilai, jika menang dalam Subianto – Sandiaga Salahudin Uno akan dapat mengembalikan peran aktif dan kepemimpinan Indonesia di panggung internasional.

“Jika Prabowo- menang, mereka akan dapat mengembalikan peran aktif dan kepemimpinan Indonesia di berbagai forum internasional, terutama karena keduanya mempunya kemampuan ‘lobby’ dan memiliki ‘networking’ yang luas di dunia internasional,” katanya di Jakarta, Jumat (29/3).

Direktur Pemberitaan Kantor Berita ANTARA 2016-2017 itu mengemukakan keterangan tersebut pada seminar nasional yang diselenggarakan atas kerjasama Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) dan Forum Akademisi Indonesia (FAI).

Seminar yang dihadiri Direktur BSI yang juga Dewan Pembina FAI Ir Naba Aji Notoseputro MKom, kalangan dosen dan mahasiswa UBSI serta puluhan siswa SMA itu bertema “Prediksi kebijakan Presiden RI periode 2019-2024 dari perspektif komunikasi dan bahasa”.

Narasumber lain pada seminar nasional itu adalah Konsultan Senior Media and PR Indonesia Channel Dr Eman Sulaeman Nasim dan Kaprodi Sastra Inggris UBSI Agus Priadi MPd dengan moderator dosen UBSI Jimmi MPd.

Menurut Aat, Prabowo dikenal mempunyai “networking” (jaringan) luas di dunia internasional. Ia pernah belajar di sekolah parakomando di Fort Bragg Amerika Serikat (AS) dengan predikat lulus terbaik di kalangan mahasiswa asing, bersama Raja Yordania Abdullah II Ibnu al-Hussein, teman dekatnya di “Kampus Baret Hijau” di AS itu.

Setelah diberhentikan dari dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan di beberapa negara Eropa. Sekembalinya ke Indonesia, ia menekuni dunia bisnis, mengikuti jejak adiknya, Hashim Djojohadikusumo yang merupakan seorang konglomerat.

Sementara itu, Sandiaga Uno adalah lulusan Wichita State University AS dengan predikat summa cum laude. Ia mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Di Bank itu ia bertemu dan “berguru” pada konglomerat William Soeryadjaya, pemilik Bank tersebut.

Setahun kemudian ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke Universitas George Washington AS dan lulus dengan IPK 4,00, sebuah capaian akademis yang sempurna. Setelah itu ia menjadi pengusaha sukses meski sebelumnya juga pernah beberapa kali mengalami kegagalan.

Menurut Aat, kemampuan lobby dan networking yang luas di dunia internasional nampaknya menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

“Sementara itu upaya memajukan ekonomi di dalam negeri serta menyiasati situasi internasional yang penuh dinamika akan menjadi tantangan tersendiri yang tidak ringan,” kata mantan Kepala Biro ANTARA di New York AS itu.

Ia juga mengemukakan, jika terpilih sebagai Presiden, Prabowo akan mempertahakan kebiijakan luar negeri yang baik dari Pemerintahan Jokowi-JK dan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, sedangkan kekurangannya akan diperbaiki.

Tetapi langkah paling strategis adalah memastikan bagaimana Prabowo memenangkan Pilpres nanti, sehingga kebijakan luar negeri Indonesia akan dapat dijalankan sesuai visinya yang antara lain mengembalikan peran aktif dan kepemimpinan Indonesia di panggung internasional.

Aat menambahkan, siapapun Presiden dan Wapresnya, ke depan RI  harus terus mempertahankan politik luar negeri bebas-aktif secara konsisten, dan pemerintah dituntut agar melaksanakan politik luar negeri seluwes mungkin tanpa mengabaikan kepentingan nasional.(L/R01/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.