Ramallah, MINA – Presiden Mahmoud Abbas meletakkan karangan bunga pada Kamis (11/11) di makam Yasser Arafat, pada kesempatan peringatan ke-17 wafatnya almarhum.
“Sudah waktunya bagi masyarakat internasional untuk mengubah cara mereka berurusan dengan otoritas pendudukan Israel, untuk beralih dari pernyataan kecaman demi kecaman ke langkah-langkah konkret,” ujar Abbas dalam sambutan ziarahnya. Seperti dilaporkan Wakalah Khabar.
Dia mengatakan, tidak dapat diterima pendudukan tetap di tanah kita selamanya, dan tidak masuk akal pula bagi kami untuk mempertahankan komitmen terhadap perjanjian yang tidak dipatuhi oleh Israel.
“Kini tujuh belas tahun telah berlalu sejak kesyahidan pemimpin Yasser Arafat, pria yang menginspirasi kesabaran dan tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional Palestina kami. Ribuan orang-orang kami telah mengorbankan hidup mereka dan kebebasan mereka untuk tanah air mereka,” kenang Abbas dalam sambutannya.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
“Ini adalah revolusi rakyat Palestina dan jalan perjuangan bagi semua orang bebas di dunia yang percaya pada kebebasan, keadilan dan hidup bermartabat di tanah air yang bebas, aman dan stabil,” lanjutnya.
Abbas menekankan, peringatan wafatnya Yasir Arafat tahun ini hadir pada tahap yang sangat rumit dalam sejarah perjuangan Palestina. Meningat otoritas pendudukan Israel masih terus melancarkan agresi sistematis mereka untuk mengubah status historis kota Yerusalem, ibu kota abadi Palestina.
“Pendudukan juga terus hendak melenyapkan identitas, rumah, karakter Islam dan Arabnya seperti Syekh Jarrah, Silwan dan lain-lain, serta mencegah jamaah mencapai tempat-tempat suci di Al-Aqsha, Masjid Ibrahimi dan Gereja Makam Suci,” imbuhnya.
Pendudukan juga terus melanjutkan pembangunan pemukimannya dan melakukan aksi-aksi apartheid, blokade yang tidak adil di Jalur Gaza, dan ritual ilegal di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
“Itu semua secara terang-terangan bertentangan dengan resolusi hukum dan hukum internasional,” ujarnya.
Sudah waktunya dunia internasional mengadakan konferensi internasional untuk mengakhiri pendudukan, mendorng negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina, mencegah pembiayaan senjata Israel yang membunuh anak-anak dan orang tak berdosa, dan tindakan praktis lainnya, lanjutnya.
Pada ziarah tersebut, Abbas membacakan Surat Al-Fatihah dan didampingi Perdana Menteri Muhammad Shtayyeh, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Komite Sentral gerakan Fatah, anggota Dewan Revolusi, dan sejumlah menteri. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza