Ramallah, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Jumat (21/9) menyuarakan kesiapan untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Israel, baik di belakang pintu tertutup atau di depan umum.
Berbicara pada konferensi pers bersama di Paris dengan rekan Perancis-nya, Emmanuel Macron, Abbas mengatakan, pihaknya siap untuk negosiasi dengan Isral bersama, yaitu Kuartet Timur Tengah sebagai sponsor, yaitu Amerika Serikat (AS), Rusia, PBB dan Uni Eropa.
“Palestina tidak menolak negosiasi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah orang yang telah mengacaukan proses perdamaian,” Kata Abbas, demikian Anadolu melaporkan dikutip MINA.
Kemudian pada hari itu, Kepresidenan Perancis mengeluarkan pernyataan pada pertemuan antara kedua pemimpin, mencatat pemimpin Perancis menegaskan kembali bahwa negaranya melekat pada solusi dua negara.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Menurut pernyatan Elysee, Macron menegaskan kembali komitmen penuh Prancis untuk melanjutkan kembali dialog antara Palestina dan Israel, kemudian menegaskan kepada Presiden Abbas kesediaan Perancis untuk memobilisasi di bidang diplomatik untuk mengubah situasi yang tidak lagi dapat dipertahankan.
“Mengingat pengepungan Israel yang ketat di Jalur Gaza, kebutuhan untuk melakukan segala yang mungkin untuk memperbaiki situasi kemanusiaan,” tegas Marcon.
Para pemimpin juga membahas pembicaraan yang sedang berlangsung, antara Otoritas Palestina dan Hamas di bawah naungan Mesir, menurut pernyataan itu.
Macron mengatakan, Perancis mendukung perundingan untuk mencapai rekonsiliasi intra-Palestina dalam upaya untuk memungkinkan mengadakan pemilihan dalam beberapa bulan mendatang di Gaza, yang merupakan kontribusi penting bagi pembentukan negara Palestina yang demokratis.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Dia juga mengulangi keterikatannya dengan keamanan Israel dan pada saat yang sama kecaman oleh Perancis dari kebijakan penjajahan Israel, yang telah berlanjut dan dipercepat dalam beberapa bulan terakhir.
Pada hari Sabtu, presiden Palestina akan meninggalkan Perancis menuju Irlandia, sebelum pergi ke New York untuk menghadiri pertemuan Majelis Umum PBB.
Pembicaraan Palestina-Israel macet tahun 2014, sebagian besar karena penolakan Israel untuk menghentikan pembangunan unit pemukiman Yahudi di tanah Palestina yang disita. (T/hnh/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza