SETIAP Ramadhan dan menjelang tiba hari Raya Idul Fitri pembahasan tentang ilmu falak, hisab, dan rukyatul hilal biasa mengemuka kembali ke publik. Disiplin ilmu ini telah menjadi bagian dari khazanah keilmuan di dalam peradaban islam.
Di Indonesia, tepatnya di Tangerang, Banten seorang ahli ilmu falak sudah sejak lama telah menjadi rujukan umat dalam penentuan awal ibadah puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Ia adalah KH. Abu Muchtar Marsai, pakar ilmu falak yang menekuni jalur Thariqat Falakiyah Ibnu Al-Shatir, Tariqat Ziju Nihayatuil Qoyah li Ibni Al-Shatir. Beliau wafat pada Kamis, 15 Ramadhan 144H bertepatan dengan 6 April 2023 M, Pukul 04.35 WIB.
Ibnu Al-Shatir Ilmuwan Muslim terkenal dengan nama lengkap Ala Al-Din Abu’l-Hasan Ali ibnu Ibrahim ibnu al-Shatir. Al-shatir merupakan seorang astronomer Muslim Arab, ahli matematika, ahli mesin teknik dan penemu. Ibnu Al-Shatir merombak habis Teori Geosentris yang dicetuskan Claudius Ptolemaeus atau Ptolemy (90 SM– 168 SM).
Baca Juga: Teungku Chik Lampaloh Ulama Aceh Ahli Tafsir Keturunan Raja Mataram
Falakiyah Ibnu Al-Shatir merupakan jalur ilmu falak yang mulai langka saat ini. Di Mathlaul Anwar, di mana di sana belajar pertama kali, sudah tidak ada generasi penerus pembelajar ilmu falak dari jalur Ibnu Al-Shatir.
Abu Muchtar Marsai yang pernah mendapat amanah sebagai Amir Pusat Observasi Falak Jama’ah Muslimin (Hizbullah), pertama kali belajar Ilmu Falak pada tahun 1960an dari KH. Ahmad Abbas Menes, ulama terkenal di Banten yang juga ahli ilmu falak yang merupakan murid dari KH. Sabrawi Menes, ulama di Banten yang berasal dari Pekalongan.
Ketertarikan Marsai kepada Ilmu Falak, saat penerus bidang ilmu ini tidak begitu terperhatikan di Madrasah Mathlaul Anwar, tempatnya belajar agama sejak kecil. Kata Marsai, tidak banyak yang mahir di madrasah tersebut, sehingga akhirnya Marsai menekuninya dengan telaten.
Sejak kecil Marsai suka sekali mengamati bintang dan tata surya di langit, saya sering intip bulan dan bintang saya amati, dengan mata telanjang tanpa alat apapun.
Baca Juga: Teungku Chik Pantee Geulima; Ulama dan Panglima Perang yang Disegani
Ilmu Falak Ibnu Shatir sudah sangat langka dan saat ini hampir tidak terpelihara, selain rujukan kitabnya yang sulit dicari. Saat ini Thariqah Falakiah Ibnu Al-Shatir terpelihara dan dikembangkan di Jamaah Muslimin (Hizbullah) pada Pusat Observasi Falak (POF).
Bersama keluarga besar Mathlaul Anwar, Marsai pernah mencoba melacak kitab asli karya Ibnu Al-Shatir ke beberapa negara di Timur Tengah. Namun, usahanya belum berhasil meski pencarian itu sudah sampai Mekkah hingga ke Beirut, Libanon.
Saat ini hanya ada salinan kitab dalam bahasa Indonesia yang menjad rujukan bacaan selama ini dan itu pun sudah sangat langka.
Dedikasi Abu Muchtar Marsai di dunia Ilmu Falak telah mengantarkannya dalam pergaulan internasional bidang Ilmu Falak, terutama yang memiliki keinginan dan tujuan yang sama terwujudnya Rukyatul Hilal global seluruh dunia dan perubahan tatanan dunia di bidang Falak, Astronomi dan Geografi serta International Date Line (IDL).
Baca Juga: Teungku Chik Di Tiro; Mujahid Besar, Sanad Keilmuan, dan Perjuangannya
Ia juga menjadi bagian dari komunitas falakiah nasional dan internasional di antaranya, Ma’had Al Wathoni lil Buhus Falakiyah Tunisiyah dan Al Mubadaratul Magribiyah lil Ilmu wal Fikr, Jamiyah Falakiyah Filisthiniyah, dan Ma’had Al Qaumi lil Bugis Falakiyah wal Geografiyah Misriyah.
Merujuk catatan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) Marsai lahir di Sindangsari, Pasar Kemis, Tangerang, Banten pada tanggal 3 April 1935, namun catatan orangtuanya ia lahir pada tahun 1940.
Jadi nama beliau kalau dieja lengkap menjadi Abu Muchtar Marsai Ibnu Katsar, mendekati nama ahli tafsir Ibnu Katsir. Ia juga alim pada bidang Ilmu Nahwu, Sharaf, Fiqih, Faraid, bahasa Arab, dan ilmu astronomi.
Ia lahir dari pasangan Katsar dan Mariyah. Marsai mendapat pendidikan SR dan Madrasah di kampungnya ketika kecil.
Baca Juga: Teungku Chik Kuta Karang; Ulama Pejuang Penasihat Chik Di Tiro
Lelaki berperawakan kecil ini memiliki 10 anak, 27 cucu dan, 6 cicit. Marsai sering berpesan ada generasi baru yang peduli kepada ilmu falakiah yang menurutnya sangat diperlukan umat Islam.
Tatacara ibadah seperti shalat dan puasa atau hari raya di dalam Islam itu menggunakan ilmu falakiah dan ini sejalan dengan khazanah keilmuan di dalam Alquran. Inilah yang menjadi perhatian utama dari Kiyai Marsai.
Apa yang telah dilakukan oleh Buya Marsai dalam menjaga ilmu falak Thariqah Falakiah Ibnu Al-Shatir dilanjutkan oleh murid-muridnya. Saat ini Pusat Observasi Falak (POF) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang telah dirintis almarhum diketuai oleh Ustaz Najmu Idzharul bermarkas di Sindangsari, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten.
Di bawah Ustaz Najmu, POF terus dikembangkan dengan rencana pendirian Madrasah Falakiyah (pusat studi ilmu Falak) dan menjadi pelopor terwujudnya Kalender Islam Internasional atau Global. [arif ramdan]
Baca Juga: Teungku Chik Di Leupu Pengarang Kitab Masailal Muhtadi
Mi’raj News Agency (MINA)