Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abul Hidayat Saerodjie: Tiga Syarat Membangun Keluarga Samara

Widi Kusnadi - Kamis, 6 Agustus 2020 - 05:53 WIB

Kamis, 6 Agustus 2020 - 05:53 WIB

35 Views

Cileungsi, Bogor, MINA- Pembina jaringan Pondok Pesantren (ponpes) Al-Fatah se-Indonesia, Ustaz Abul Hidayat Saerodjie mengatakan, dalam membangun rumah tangga yang Sakinah Mawadah Warohmah (samara), ada tiga persyaratan.

Hal itu disampaikannya dalam acara Pelatihan Pra nikah dengan tema ” Membangun Keluarga Bahagia Dunia dan Akhirat,” yang diselengarakan di Auditorium Muhyiddin Hamidy, Ponpes Al Fatah Cileungsi, Bogor, Rabu (5/8).

Abul Hidayat menjelasakan, tiga persyaratan tersebut adalah; Pertama, niat tulus ikhlas karena Allah semata, motivasi sejak awal ingin menikah, hingga hari-hari menjalani biduk rumah tangga hanyalah ingin beribadah kepada Allah saja, jadi bukan sekadar tuntutan nafsu saja.

Kedua, prosedur pelaksanaan yang benar sesuai dengan sunnah Rosulullah yang dimulai dengan perkenalan (ta’aruf), lamaran (hitbah) dan pelaksaan pernikahan (walimah) itu sendiri.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Ketiga, ridha Allah yang menjadi tujuan yang hendak dicapai. Jadi bukan materi, popularitas atau kekayaan tapi bagaimana berdua membangun sebuah rumah tangga yang bisa menjadi sebab pelantara turunnya ridha Allah SWT.

Menikah merupakan  ibadah yang harus menjadi motivasi dan orientasi, dari sinilah segala aktifitas segala kehidupan sebagai orang yang beriman termasuk di dalamnya adalah masalah nikah, karena pengaruhnya berbeda ketika motivasi hidup berbeda.

“Kesucian menikah itu menunjukan indikasi dua makhluk yang ingin hidup dalam keadaan suci, berbeda dengaN masyarakat liberal, pernikahan yang hanya dianggap sebagai belenggu karena mengikat kedua belah pihak” kata Abul Hidayat yang juga merupakan pengisi tetap kajian keislaman di Radio Silaturahim (Rasil) itu.

Pelaksanaan nikah merupakan indikasi pribadi menjaga kehormatan diri.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

“Membangun rumah tangga, isnyaAllah jika niatnya karena Allah, maka apapun suka dan dukanya akan dinikmati dan disyukuri. Bersyukur  ketika mendapat nikmat dari Allah, tetapi ketika mendapat ujian, dia tetap sabar karena niatnya adalah karena Allah, dia yakin bahwa Allah sedang mengawasi, dan akan memberi penilaian atas apa yang dilakukannya,” tambahnya, (L/SH/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA).

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News
Tausiyah
Indonesia