ACT Distribusikan 10.000 Liter Air Bersih Untuk Warga Maluku Tengah

Warga Maluku mengantri untuk mengambil air bersih (foto: ACT)

Maluku Tengah, MINA – Lembaga Kemanusiaan Maluku berkolaborasi dengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Jawa Barat mendistribusikan 10.000 air bersih per hari untuk para penyitas gempa di Maluku Tengah.

Seperti dikutip dari ACTNews pada Selasa (3/12), memasuki tiga bulan pascabencana, para penyintas masih berada di kamp pengungsian akibat rumahnya runtuh dan tidak dapat difungsikan atau ditinggali sama sekali. Air bersih menjadi kebutuhan yang sangat mendesak karena jumlah air bersih yang minim.

Pendistribusian air dilakukan di beberapa desa yang menjadi wilayah terdampak gempa cukup parah, antara lain Desa Waai dan Desa Liang, yang keduanya berada di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Baca Juga:  Selama Ramadhan, BAZNAS Salurkan Dana ZIS untuk 944.699 Mustahik

Pendistribusian air yang dimulai sejak Rabu (13/11) lalu tersebut ditargetkan akan berlangsung selama satu bulan ke depan.

“Jumlah pengungsi di sini cukup banyak, hingga 17.000 ribu jiwa yang tersebar di berbagai titik pengungsian. Tentu saja untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi orang sedemikian banyak akan sangat sulit. Apalagi kalau kondisinya dapat dikatakan darurat seperti saat sedang di pengungsian sekarang,” ujar Kepala Cabang ACT Maluku Wahab Loilatu.

Hadirnya di kamp-kamp pengungsian disambut antusias oleh warga. Terlihat ember dan jerigen air berjejeran menunggu untuk diisi. Roda Opir, salah satu penyintas gempa dari Dusun Marbhan, mengapresiasi kepedulian ACT bersama Bapenda Jawa Barat.

Baca Juga:  Dijegal Irak, Timnas Indonesia U-23 Masih Berpeluang Ikut Olimpiade di Paris

Mereka selama ini memang mengharapkan air bersih. Di samping itu juga, Roda mengungkapkan selain air, sebenarnya banyak yang mereka butuhkan selama hidup di pengungsian.

“Selain air bersih, kami masih membutuhkan bantuan berupa terpal dan bahan pangan untuk kebutuhan kami di kamp pengungsian. Mau kembali ke rumah juga belum bisa karena masih menunggu perintah dari Pemerintah Kota Ambon untuk kembali ke rumah masing-masing sebab gempa susulan masih terjadi,” kata Roda.

Letak pengungsian warga Kecamatan Salahutu yang berada di perbukitan, membuat mereka sulit memenuhi kebutuhan harian. Air bersih salah satunya. Kebutuhan yang mesti terpenuhi setiap hari ini justru yang cukup sulit mereka dapatkan di pengungsian.

Baca Juga:  Dukung Mahasiswa AS, Mahasiswa Unpad Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

Bahkan Lukman Solehuddin dari Tim Disaster and Emergency Response (DERM)-ACT pada Oktober lalu menemukan, warga mesti mengantre untuk menampung dari bocoran pipa PDAM yang melintang di sepanjang perbukitan karena tidak ditemukan sumber air di perbukitan tersebut.

“Para penyintas kini memanfaatkan pipa air PDAM yang bocor untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka. Mereka mengambilnya menggunakan jerigen dan membawanya ke bukit-bukit tempat mereka mendirikan tenda pengungsian,” kata Lukman. (T/Sj/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.