Ramallah, MINA – Direktur Dukungan dan Advokasi di Action Aid, Reham Al-Jaafari, menyampaikan, hanya 23% warga di Jalur Gaza yang telah menerima pasokan bantuan musim dingin, dan lebih dari satu juta warga masih belum mendapatkannya, menunjukkan buruknya kualitas pasokan bantuan kemanusiaan yang telah dibawa masuk dan didistribusikan.
Dia juga menyerukan pembukaan penyeberangan, gencatan senjata, dan masuknya bantuan ke Jalur Gaza, mengingat kenyataan tragis yang telah melampaui semua tingkat bencana.
Al-Jaafari mengemukakan dalam sebuah wawancara dengan Radio Voice of Palestine, Sabtu (28/12) pagi, dilaporkan Kantor Berita WAFA, rakyat Palestina harus membayar harga atas agresi di Jalur Gaza, pada saat masuknya bantuan pangan mengalami penurunan tajam, disertai dengan datangnya musim dingin dan kebutuhan warga akan pasokannya.
Pernyataan pejabat Action Aid tersebut dikuatkan oleh pernyataan Program Pangan Dunia (WFP), yang menyatakan bahwa kelaparan terjadi di mana-mana di Gaza.
Baca Juga: Pasukan Israel Tangkap Direktur dan Staf RS Kamal Adwan di Gaza Utara
“WFP hanya mampu mendatangkan sekitar sepertiga dari makanan yang kami butuhkan untuk mendukung orang-orang di Gaza,” ungkap Program Pangan Dunia.
Penduduk Palestina yang mengungsi di Gaza, sekarang tinggal di tenda-tenda darurat terbuat dari kain dan nilon, mengalami kondisi hidup yang sulit, diperburuk oleh kekurangan kebutuhan pokok seperti pakaian, perlengkapan tidur, dan penutup, sementara musim dingin memperburuk keadaan mereka.
Blokade dan serangan militer penjajah Zionis Israel yang terus berlanjut telah mendorong banyak wilayah di Gaza, terutama di daerah utara, ke dalam bencana kelaparan yang parah. Situasi semakin memburuk karena perang dan kekurangan keutuhan dasar yang terus berlangsung memaksa lebih banyak orang untuk mengungsi ke selatan.[]
Baca Juga: WHO: Fasilitas Kesehatan Utama Terakhir di Gaza Utara “Tidak Berfungsi”
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Bantah Klaim Israel soal Kehadiran Pejuangnya di RS Kamal Adwan