Washington, 4 Rabi’ul Akhir 1436/25 Januari 2015 (MINA) – Organisasi hak-hak sipil Arab-Amerika meminta sutradara film “American Sniper” Clint Eastwood dan aktor film Bradley Cooper untuk menjelaskan bahasa kebencian yang diarahkan kepada warga Amerika keturunan Arab dan Muslim setelah peluncuran film duo Hollywood tentang seorang penembak jitu Angkatan Laut.
Komite Anti Diskriminasi Amerika-Arab (ADC) mengatakan dalam sebuah surat kepada Eastwood dan Cooper, anggotanya telah menjadi target dari “ancaman kekerasan” sejak awal pekan lalu, beberapa hari sebelum film “American Sniper” diluncurkan.
Organisasi hak-hak sipil itu menyatakan, penonton menggunakan media sosial dalam mengungkapkan keinginan mereka untuk membunuh orang-orang Arab dan Muslim setelah meninggalkan teater itu, worldbulletin dikutip Mi’raj Islam News Agency (MINA) sebagai laporan, Ahad (25/1).
Film ini dinominasikan masuk enam besar dalam Academy Awards, termasuk film terbaik dan merupakan film yang menjadi box office (Paling di cari penonton).
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
ADC mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Biro Investigasi Federal (FBI) dan polisi untuk memperhitungkan ancaman itu. Dalam surat itu menjelaskan, Eastwood dan Cooper bisa menambah kepercayaan pesan dari ADC tentang toleransi.
Film ini bercerita tentang Chris Kyle, seorang tentara Angkatan Laut yang merupakan penembak jitu di Irak. Kyle melakukan 160 penembakan di Irak, jumlah yang dianggap tertinggi dalam sejarah militer AS. Banyak yang percaya bahwa film itu memperhalus penggambaran Kyle yang menyebut “kebiadaban” Muslim dalam ingatannya. Film itu mengagungkan perang.
“Kebiadaban, kejahatan yang keji. Itulah yang sedang kita perangi di Irak,” Kyle menulis dalam bukunya.
“Aku hanya berharap bisa membunuh lebih dari itu,” tulisnya, dan menambahkan, “Aku mencintai apa yang aku lakukan … Itu menyenangkan. Aku punya waktu dalam hidupku.”
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Kyle melanjutkan dengan mengakui, “Aku tidak menembak orang yang membawa Al-Qur’an. Aku ingin melakukannya, tapi aku tidak melakukannya.”
Hal ini berbeda sekali dengan film Hollywood yang menghaluskan sifat Kyle. Film itu menggambarkan dirinya sebagai pahlawan yang kompleks, menyenangkan dan menderita.
Dalam keadaan yang terancam, Komite Anti Diskriminasi Amerika-Arab mendorong negara Arab, Muslim, masyarakat Asia Selatan dan Sikh-Amerika untuk waspada dan melaporkan setiap kejahatan kebencian terhadap orang muslim kepada pihak berwenang. Lebih dari 100 laporan telah dikumpulkan melalui media sosial.
“Rasanya menyenangkan melihat film di mana orang-orang Arab digambarkan untuk siapa mereka sebenarnya, sampah perusak berniat menghancurkan kami,” kata satu postingan Twitter yang dikumpulkan oleh ADC.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
“Ini adalah pendapat kami bahwa Anda bisa memainkan peran penting dalam membantu kami dalam mengurangi bahaya yang kita hadapi,” bunyi surat tanggal 21 Januari. Salinan surat itu diberikan kepada Reuters, Sabtu.
Kyle dibunuh oleh seorang veteran AS yang benci kepadanya di dekat rumahnya di Texas pada awal 2013.
Presiden ADC Samer Khalaf mengatakan pada Sabtu, hal itu tidak masuk akal menghimbau untuk memboikot film tersebut karena keberhasilannya masuk kategori film box office.
“Orang-orang akan melihat film itu. Jika kita memboikot, itu hanya akan menyebabkan orang penasaran untuk melihatnya lagi,” katanya.
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
Khalaf akan meminta Eastwood dan Cooper untuk membuat pesan bahwa Arab adalah orang Amerika dan Muslim adalah orang Amerika. Hal itu sebagai penenang ketegangan.
Dia mengatakan belum menerima tanggapan dari Eastwood atau Cooper.
Juru bicara Eastwood dan Cooper tidak segera menanggapi permintaan mereka agar mereka berkomentar.(T/P009)
Mi’raj Islam News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Peru, Prabowo akan Hadiri KTT APEC