Manila, 6 Shafar 1437/1 November 2015 (MINA) – Para pemimpin Asia-Pasifik, Rabu, berkumpul di Filipina bagi pertemuan puncak tahunan, di tengah kekhawatiran agenda perdagangan tertutup awan mendung terorisme dan sengketa maritim.
Keamanan ditingkatkan di tempat pertemuan setelah militan Islam di Filipina selatan memenggal sandera Malaysia menjelang pembukaan KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
Kendaraan lapis baja, pasukan keamanan bersenjata berat dan ribuan polisi serta tentara menjaga jalan menuju tempat utama pertemuan puncak tersebut, demikian laporan Mi’aj Islamic News Agency (MINA), mengutip DPA.
Para pejabat Filipina mengatakan para pemimpin akan membahas inisiatif yang bertujuan memastikan agar pertumbuhan ekonomi yang kuat di kawasan ini bermanfaat bagi banyak orang dan tidak menyebabkan rusaknya lingkungan.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Akan tetapi Presiden AS Barack Obama mengubah suasana pertemuan ketika ia menekankan perlunya menjamin keamanan dan kebebasan navigasi di perairan yang disengketakan di wilayah itu, dan untuk terus memerangi kekerasan ekstremis.
Pada Selasa, para militan pimpinan Abu Sayyaf memenggal sandera Malaysia berusia 39 tahun di Pulau Jolo, 1.000 kilometer selatan Manila, menyusul gagalnya perundingan bagi pembebasannya, kata militer.
Korban, Bernard Ghen Ted Fen, telah disekap sejak Mei lalu.
Militer telah memerintahkan sensor berita pemenggalan itu, mengingat “dampak negatif” berita itu di tengah “perhelatan APEC yang dituan-rumahi” Filipina itu, kata sebuah sumber. (T/R07/R01)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)