Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agungkanlah Allah: Kajian Al-Baqarah 185

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 2 Juli 2017 - 13:07 WIB

Ahad, 2 Juli 2017 - 13:07 WIB

1046 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Pada Surat Al-Baqarah ayat 185 pada ujung ayat, disebutkan:

…..وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ

Artinya: “dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur.”

Makna ayat ini menurut Ibnu Katsir adalah “hendaknya kalian berdzikir kepada Allah setelah menyelesaikan ibadah kalian”.

Baca Juga: Mengatasi Kesulitan Sesama

Ibnu Katsir juga menjelaskan, “Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini tentang disyari’atkannya takbiran ketika hendak shalat idul fitri”.

Ibnu Katsir juga menambahkan maknanya, “Yaitu jika kita telah menegakkan perintah Allah dengan menunaikan ketaataan-ketaatan dan kewajiban-kewajiban, meninggalkan yang haram, menjaga batasan-batasan agama, maka semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bersyukur”.

Allah Ta’ala telah memberi manusia nikmat yang berlimpah, yang tidak bisa kita hitung banyaknya. Bahkan orang yang merasa paling menderita di dunia pun tidak akan bisa menghitung nikmat Allah kepadanya.

Bentuk dan bukti rasa syukur seseorang atas nikmat-nikmat tersebut adalah dengan menjalankan berbagai ketaatan terutama hal-hal yang diwajibkan baginya.

Baca Juga: Meraih Ketenangan Jiwa, Menggapai Kebahagiaan Sejati

Sebagaimana apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam:

أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ: أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa shalat malam hingga kakinya bengkak. ‘Aisyah pun lalu bertanya, mengapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Beliau menjawab: ‘Bukankah aku akan bahagia jika menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?’” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Hendaklah bersyukur pada Allah di sini adalah ketika telah sempurna menjalankan ibadah pada bulan suci Ramadhan. Itu semua adalah taufik dan kemudahan dari Allah pada hamba-Nya.

Begitulah, mengagungkan Allah dalam kalimat Takbir “Allahu Akbar”, Allah Maha Besar.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-39] Tidak Sengaja, Lupa, Berarti Tidak Dosa

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya”.

Dengan mengangungkan Allah, maka yang lain menjadi kecil tiada arti. Maka, sekiranya hawa nafsu kita, baik berupa jabatan, pangkat, derajat, kedudukan, harta, dan wanita itu lebih besar pengaruhnya kepada kita dibanding dari utusan Allah, dibanding perintrah Allahu Akbar, maka bisa dikatakan kita lebih taat kepada nafsu dibandingkan kepada Allah.

Dengan demikian, kita telah menuhankan nafsu. Hal ini menjadikan ucapan “Allahu akbar”, menjadi sia sia. Karena tidak lebih hanya ucapan di mulut, sementara dalam perbuatan masih membesarkan yang lain.

Wallahu a’lam bish shawwab. (RS2/B05)

Baca Juga: 10 Langkah Membangun Keharmonisan dalam Rumah Tangga

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan 1445 H
Breaking News
Breaking News
Tausiyah