Jakarta, 25 Ramadhan 1435/23 Juli 2014 (MINA) – Kementerian Agama (Kemenag) dijadwalkan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal Syawwal 1435H. di Auditorium H.M. Rasjidi Jakarta, Ahad (27/7).
“Kementerian Agama menjadwalkan penyelenggaraan Sidang Itsbat Awal Syawwal dipimpin langsung Menteri Agama,” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Muhtar Ali, pada laman resmi Kemenag, di Jakarta, Senin (20/7).
Sidang itsbat mengundang seluruh perwakilan ormas Islam,diawali dengan sesi prasidang berupa pemaparan posisi hilal di Indonesia secara astronomis.
Kepala Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat, Izzudin, menjelaskan, sesi pertama diakhiri dengan buka bersama dan shalat Magrib. Media dipersilahkan untuk mengikuti, meliput dan menyiarkan sesi ini kepada masyarakat, ujarnya.
Sessi kedua,pelaporan dan pembahasan hasil rukyatul hilal,seusai shalat Magrib.Sidang itsbat dilakukan dengan mendengarkan laporan hasil rukyatul hilal dari para anggota Tim Hisab-Rukyat yang melakukan pemantauan hilal di 111 lokasi pengamatan di 33 Provinsi di seluruh Indonesia.
Setelah itu, sidang dilanjutkan dengan pembahasan hasil rukyatul hilal untuk mengambil keputusan.
“Sebagaimana itsbat awal Ramadlan, sesi pelaporan dan pembahasan hasil rukyatul hilal dilakukan secara tertutup,” kata Izzudin.
Sesi ketiga adalah konferensi pers penyampaian keputusan sidang itsbat untuk disampaikan secara luas kepada masyarakat.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Jika dilaporkan terlihat hilal (bulan sabit), maka Pemerintah akan menetapkan Idul Fitri jatuh pada Senin (28/7).
Id Kemungkinan Sama
Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid menetapkan awal Syawwal 1435 H. jatuh pada hari Senin 28 Juli 2014.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Oman Fathurohman menjelaskan, tinggi Hilal atau piringan bulan yang terpantul sinar matahari pada saat tenggelamnya Matahari tanggal 27 Juli 2014 adalah sebesar 3,6 derajat dan masih di atas ufuk.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Dengan demikian menurut perhitungan hisab Imkanurukyat Pemerintah yang mensyaratkan tinggi hilal 2 derajat, maka kriteria sudah terpenuhi.
Oman Fathurohman mengungkapkan, Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, tidak mensyaratkan ketinggian hilal. Maka, setelah terjadi Ijtima’ atau konjungsi dan bulan telah mengejar matahari, serta saat matahari tenggelam bulan masih ada di atas ufuk, maka kriteria telah terpenuhi dan esoknya telah masuk bulan baru.
Sementara itu, Nahdhatul Ulama pun kemungkinan menetapkan Idul Fitri 1 Syawal pada Senin (28/7), berdasarkan perhitungan Falakiyah NU, menunjukkan bahwa hilal mencapai ketinggian 3,5 derajat, akan tampak dan dapat dilihat.
Menurut penghitungan Ketua Dewan Hisab dan Ru’yat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah), K.H. Abu Mukhtar Marsa’i, prediksi Id memang sama, berdasarkan posisi hilal di utara Katulistiwa di selatan matahari miring ke selatan, tinggi hilal di Indonesia antara 5-6.30 derajat, lamanya antara 20-30 menit. Sementara di Timur Tengah antara 7-9 derajat, lamanya antara 28-36 menit. (T/R1/EO2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)