Madrid, MINA – Remaja yang menjadi ikon protes Palestina melawan rezim pendudukan Israel Ahed Tamimi menjadi tamu kehormatan klub sepakbola terbaik Real Madrid pada Sabtu (29/9) dalam kunjungan ke Spanyol.
Wanita berusia 17 tahun itu ditangkap pada bulan Desember dan dipenjara selama delapan bulan setelah dia menampar dua tentara Israel di luar rumah keluarganya. Ibunya memfilmkan insiden itu dan mengunggahnya di Facebook yang menjadi viral dan, bagi banyak orang, langsung mengubah Ahed menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintahan represif militer Israel yang berusia setengah abad terhadap orang-orang Palestina.
Menurut harian olahraga terbaik Spanyol, Marca, sesaat sebelum pertandingan derby Real Madrid dengan rival Atletico Madrid, Ahed disambut oleh Emilio Butragueno, mantan striker klub dan sekarang direktur hubungan institusional. Demikian Daily Sabah melaporkan yang dikutip MINA.
Dia diberi jersey Real dengan nama “Ahed” dan nomor punggung 9 – umumnya digunakan oleh para striker klub. Dalam foto dengan Butragueno, Ahed berpose di depan trofi Liga Champions klub.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Ahed diundang ke stadion Santiago Bernabeu di tengah kunjungan ke Spanyol minggu ini dengan ayahnya untuk berpartisipasi dalam berbagai acara sosial dan politik.
Dia menjadi pembicara di acara-acara di Spanyol untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan orang Palestina di bawah pendudukan Israel.
Langkah Real Madrid itu sontak membuat Israel marah. Para pejabat ‘Negeri Zionis’ mengkritik Real Madrid karena menyambut pahlawan Palestina.
Duta Besar Israel untuk Spanyol Daniel Kutner menuduh klub itu mendorong “agresi” dengan menyambut Ahed. Seorang juru bicara kementerian luar negeri menyebut “teroris” dalam komplainnya.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Sementara para fan dan pendukung Palestina menyambut dengan senang langkah Real, klub kekuatan utama dalam sepak bola Spanyol dan Eropa yang telah menjuarai Liga Champions 13 kali.
Ahed berusia 16 tahun ketika dia ditangkap dan berusia 17 tahun dalam tahanan.
Kasusnya telah meningkatkan sorotan pada penahanan anak Palestina di bawah umur oleh Israel, sebuah praktik yang telah dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi internasional. Sekitar 300 anak di bawah umur saat ini di penjara Israel, menurut data Palestina. (T/R11/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian