Jakarta, MINA – Baru-baru ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag) akan membuat standardisasi kurikulum seluruh pondok pesantren (Ponpes) yang ada di Indonesia.
Saat ini prosesnya tengah berjalan dan tengah dilakukan identifikasi di setiap ponpes, kitab-kitab apa saja yang dibaca dan dalam waktu dekat akan dikeluarkan standar minimal pelayanan tersebut.
Amir Tarbiyah Wat Ta’lim Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Ahmad Zubaidi Ardani mengatakan, sejauh ini kita lihat dulu bagaimana substansinya. Apabila dapat memgubah pesantren jadi lebih baik maka kita menerima dengan baik.
“Tidak bisa dikatakan menerima atau menolak, karena kita belum tahu substansinya seperti apa. Jadi kalau sudah jelas, barulah kita bisa mengambil keputusan,” kata Zubaidi saat dihubungi Mi’raj News Agency (MINA), Ahad (10/9) sore.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Zubaidi menambahkan, boleh jadi tujuan dari standardisasi pesantren ini baik. “Kalaupun nantinya bertentangan dengan sistem di pesantren yang sudah ada, maka nantinya kami akan menolak dengan berbagai cara,” ujarnya.
Sebelumnya, Dirjen Pendis Kemenag, Kamarudin Amin telah mengatakan standardisasi kurikulum ponpes ditargetkan dapat dijalankan pada 2017.
“Sekarang kita tunggu dulu saja hasil akhirnya, dan semoga nantinya standardisasi tersebut dapat mengubah pesantren menjadi lebih baik lagi,” ujar Zubaidi. (L/R09/RS2)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini