“Mesir perlu belajar dari keragaman di Indonesia, dengan berbagai perbedaan yang ada di Indonesia, perbedaan suku, bahasa maupun agama, masyarakat Indonesia bisa hidup berdampingan dengan damai”.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris ketiga Kedutaan Besar Mesir untuk Indonesia, Ahmed Lasheen saat menerima delegasi Jamaah Muslimin (Hizbullah) dalam penyampaian pernyataan sikapnya terkait konflik di Mesir.
Menurut Ahmed Lasheen, walaupun berbeda-beda akan tetapi demokrasi di Indonesia bisa dijalankan tanpa ada pertumpahan darah.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Kemudian menurut Ahmed Lasheen, surat pernyataan sikap yang disampaikan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sangat mewakili isi hati rakyat Mesir, di mana mereka menginginkan segala permasalahan diselesaikan dengan cara damai.
“Pernyataan sikap seperti inilah yang kami harapkan, menyeru perdamaian tanpa menghujat pihak manapun, karena perdamaian lebih penting dan pertumpahan darah sesama muslim harus segera dihentikan”, katanya.
Lasheen juga memuji sosok Mursi dan mendukung pemerintahan presiden Mursi, presiden yang hafidz Quran itu, ujarnya.
Menegakkan Khilafah Wujud Kesatuan Umat Islam
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Dalam Surat Pernyataan Sikap Jama’ah Muslimin (Hizbullah) atas pergolakan situasi di Mesir yang disampaikan delegasinya, Ustadz Yakhsyallah Mansur menekankan pentingnya kaum muslimin seluruh dunia kembali pada pimpinan Allah dan Rasul-Nya, serta bersatu-padu merapatkan barisan dalam satu shaf kaum muslimin secara terpimpin dalam wujud Khilafah ‘alaa Minhaajin Nubuwwah (Khilafah yang mengikuti jejak kenabian).
Dalam pertemuan itu, Ustadz Yakhsyallah Mansur menyatakan, situasi seperti yang terjadi di Mesir saat ini menjadi pembelajaran kepada seluruh kaum muslimin untuk tidak terjebak dalam konspirasi pihak luar yang merugikan persatuan dan kesatuan umat Islam. (L/P02/P015/P01).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta