Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AHMED, REMAJA JENIUS BERJULUK “INVENTOR KID”

Rudi Hendrik - Ahad, 25 Oktober 2015 - 17:50 WIB

Ahad, 25 Oktober 2015 - 17:50 WIB

718 Views

Ahmed Mohamed Al-Hassan saat ditangkap dan diborgol pada 14 September 2015 di Irving, Texas. (YouTube)
<a href=

Ahmed Mohamed Al-Hassan saat ditangkap dan diborgol pada 14 September 2015 di Irving, Texas. (YouTube)" width="300" height="169" /> Ahmed Mohamed Al-Hassan saat ditangkap dan diborgol pada 14 September 2015 di Irving, Texas. (YouTube)

Oleh: Rudi Hendrik, wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Senin, 14 September 2015, Ahmed Mohamed siswa SMU MacArthur di Irving, Texas, ingin menunjukkan kepada guru tekniknya di sekolah, apa yang telah diciptakannya selama akhir pekan. Membongkar jam dan kemudian merakitnya kembali di dalam kotak pensil.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Ahmed mengatakan jam itu dibuat dari bahan-bahan bekas di sekitar rumah. Dia mengaku hanya butuh 10 sampai 20 menit untuk membuatnya.

Ralph Kubiak, guru sejarah kelas tujuh Ahmed mengatakan, Ahmed dikenal sebagai penggila elektronik. Dia menggunakan remote kontrol buatannya sendiri untuk proyektor kelas yang rusak.

Baca Juga: Transformasi Mardi Tato, Perjalanan dari Dunia Kelam Menuju Ridha Ilahi

Ahmed juga pernah membuat pengisi daya baterai untuk membantu mengisi ulang ponsel guru.

Karya jam ciptaannya kali ini seperti jam terkenal, tapi kabelnya terbuka berantakan, sehingga guru Bahasa Inggris mencurigai itu bom.

Semua orang di sekolah itu mengenal Ahmed sebagai anak pembuat alat-alat “gila” jenis elektronik, bahkan dia dijuluki Inventor Kid (Anak Penemu).

Ahmed bereaksi dengan mengeluh bahwa dia di-bully oleh sesama siswa, bahkan oleh staf pengajar, karena agama yang dianutnya.

Baca Juga: Dato’ Rusly Abdullah, Perjalanan Seorang Chef Menjadi Inspirator Jutawan

Jam dan penangkapan

Ahmed membawa jam ciptaannya ke sekolah karena ia ingin membuat guru-gurunya terkesan. Guru tekniknya setelah melihat jam itu berkata, “Itu benar-benar bagus.”

Guru Teknik-nya menyarankan untuk menyimpan alat itu di dalam ransel untuk pelajaran berikutnya di hari itu. Namun, Ahmed kemudian memasang jam di dalam kelas Bahasa Inggris dan men-setting waktunya. Ketika alarm pada jam berbunyi, guru Bahasa Inggris meminta untuk melihatnya, dan berkata, “Yah , sepertinya bom. Jangan tunjukkan kepada orang lain!”

Guru Bahasa Inggris-nya kemudian menyita jam itu dan melaporkannya ke kantor kepala sekolah serta memanggil polisi.

Baca Juga: Hambali bin Husin, Kisah Keteguhan Iman dan Kesabaran dalam Taat

Kepala sekolah dan seorang polisi kemudian membawa Ahmed keluar dari kelas dan menginterogasinya di sebuah ruangan bersama empat petugas lainnya.

Menurut Ahmed, dia tidak diizinkan menghubungi keluarganya selama interogasi dan ia diancam oleh kepala sekolah akan diusir kecuali ia mau menandatangani pernyataan tertulis.

Setelah interogasi satu setengah jam, ia dibawa dengan tangan diborgol dan menjadi tahanan polisi. Setibanya di sebuah pusat penahanan remaja, Ahmed diambil sidik jarinya dan foto sebagai tahanan, sebelum kemudian dikembalikan kepada orang tuanya.

Polisi menetapkan bahwa Ahmed tidak punya niat jahat dan dia tidak didakwa dengan kejahatan apa pun.

Baca Juga: Dari Cleaning Service Menjadi Sensei, Kisah Suroso yang Menginspirasi

Presiden AS Barack Obama memeluk Ahmed Mohammed dalam acara malam astronomi di Gedung Putih, Senin, 20 Oktober 2015. (Foto: Twitter/<a href=

Ahmed Mohamed)" width="300" height="169" /> Presiden AS Barack Obama memeluk Ahmed Mohammed dalam acara malam astronomi di Gedung Putih, Senin, 20 Oktober 2015. (Foto: Twitter/Ahmed Mohamed)

Kepala Kepolisian Irving mengatakan, petugas cukup cepat menentukan bahwa mereka tidak memeriksa sebuah bahan peledak. Dalam hukum di Texas, adalah ilegal memiliki “bom palsu” dengan maksud membuat orang lain percaya bahwa bom tipuan adalah bom sungguhan.

Beberapa guru Ahmed di sekolah menengah Sam Houston terkejut mengetahui bahwa staf di sekolah tinggi Ahmed memanggil polisi, karena mereka telah mengetahui Ahmed telah berjasa menciptakan program gizmos untuk sekolah mereka.

Para pendukung Ahmed telah berspekulasi bahwa interogasi dan pemindahan ke pusat tahanan remaja oleh polisi, mencontohkan Islamofobia di kalangan masyarakat Amerika Serikat.

Ahmed akhirnya diskor selama tiga hari. Pihak SMU MacArthur dan Walikota Irving membela tindakan yang telah diambil oleh sekolah dan polisi.

Baca Juga: Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Hezbollah yang Gugur Dibunuh Israel

Pada 18 September, ayah Ahmed, Mohamed Elhassan Mohamed mengumumkan bahwa anaknya akan dipindahkan ke sekolah swasta atau home schooling. Keluarga juga menarik keluar semua anak-anaknya yang dari sekolah di Irving.

Ayahnya mengatakan, kejadian itu sempat membuat Ahmed tidak makan dengan baik dan mengalami sulit tidur.

Di sisi lain, banyak sekolah yang menawarkan untuk menerima Ahmed, tapi ayahnya mengatakan ia ingin memberikan waktu anaknya sebelum membuat keputusan.

Keluarga menyewa pengacara untuk menuntut hak-hak hukum Ahmed dan mendapatkan kembali jam ciptaannya dari Departemen Kepolisian Irving.

Baca Juga: Jenderal Ahmad Yani, Ikon Perlawanan Terhadap Komunisme

Pada Oktober 2015, keluarga Ahmed memutuskan untuk pindah ke Qatar, di mana Ahmed berencana melanjutkan pendidikan di ibu kota Doha dengan beasiswa dari Qatar Foundation dan akan bersekolah di Doha Academy.

Reaksi dan dukungan publik untuk Ahmed

Laporan awal di The Dallas Morning News menarik perhatian blogger teknologi Anil Dash, yang kemudian menciptakan formulir online untuk publik yang mau mengirim pesan mendukung dan menawarkan ide-ide tentang bagaimana caranya mendukung Ahmed.

Dash dengan lebih 500.000 pengikut di Twitter, merupakan salah satu yang paling awal mempublikasikan secara luas cerita penangkapan Ahmed melalui media sosial, dan foto pertama yang diposting di Tweet adalah foto Ahmed ketika diborgol, mengenakan T-shirt bertuliskan “NASA”.

Baca Juga: Hidup Tenang Ala Darusman, Berserah Diri dan Yakin pada Takdir Allah

Dalam beberapa jam, hashtag #IStandWithAhmed mulai tren di Twitter dan Dash telah menerima ribuan komentar tanggapan.

Menurut situs analisis sosial Topsy, hampir satu juta orang mengirim tweet mendukung hashtag #IstandwithAhmed dalam waktu kurang dari 24 jam.

Ahmed pun kemudian membuka akun Twitter sendiri IStandWithAhmed di pagi hari tanggal 16 September dan mendapat lebih 37.000 pengikut pada siang harinya.

Sementara itu, Walikota Irving, Beth Van Duyne, mengatakan bahwa Kepala Polisi Irving dan petugas polisi lainnya, serta guru dan staf sekolah, menerima ancaman pembunuhan sebagai akibat dari penangkapan kontroversial itu.

Baca Juga: Hiruk Pikuk Istana di Mata Butje, Kisah dari 1 Oktober 1965

Jadi tokoh dunia

Menyusul insiden penangkapan itu, Ahmed mendapat dukungan dari Presiden Barack Obama, Hillary Clinton, dan pemilik Facebook Mark Zuckerberg.

Di Twitter-nya Obama memposting kalimat “Cool clock, Ahmed“, dan bertanya “Ingin membawanya ke Gedung Putih?”, lalu “Kita harus menginspirasi lebih banyak anak-anak seperti Anda menyukai ilmu pengetahuan. Ini yang membuat Amerika besar”. Status Tweet itu secara tidak langsung mengundang Ahmed ke Gedung Putih.

Zuckerberg juga mengundang Ahmed ke markas Facebook.

Baca Juga: Inspirasi Sukses, Kisah Dul dari Rimbo Bujang Merintis Bisnis Cincau

“Mendadak penting” seorang Ahmed sebagai remaja berdarah Sudan, sangat membuat bangga Pemerintah Khartoum dan rakyat Sudan sendiri. Presiden Sudan Omar Al-Bashir bahkan bertemu khusus dengan Ahmed.

Pada 25 September 2015, Ahmed bertemu dengan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu yang berada di New York menghadiri sidang umum PBB. Ia juga diundang ke Social Good Summit di New York City, dan selama kunjungannya, ia bertemu para pejabat kota.

Kerajaan Arab Saudi pun mengundang khusus Ahmed ke negeri kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Sepulang dari tur dunianya, pada 19 Oktober 2015, Ahmed menghadiri acara Malam Astronomi di Halaman Selatan Gedung Putih dan bertemu dengan Presiden Obama.

Baca Juga: Radin Inten II Sang Elang dari Lampung, Pejuang Tak Kenal Takut

Setelah pidatonya, Presiden berbicara singkat dengan Ahmed dan memeluknya. Selain melihat melalui teleskop, Ahmed juga ditempatkan bersama awak Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Google juga mengundang Ahmed dalam acaranya dan mendesaknya untuk membawa jam ciptaannya. Ketika tiba, ia mendapat sambutan hangat, diajak tur dalam perusahaan raksasa itu dan mengambil foto bersama peserta acara.

Pihak Twitter pun menawarinya kesempatan untuk magang bersama mereka.

Bahkan pensiunan astronot Kanada, Chris Hadfield, mengundang Ahmed untuk acara ilmunya di Toronto.

Menurut ayah Ahmed, keluarga mereka juga diundang ke markas PBB di New York City, para pejabat PBB ingin bertemu anaknya. (P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Kolom